Rabu 25 Oct 2017 11:37 WIB

Tekanan Utang Buat Warga Australia Kurangi Kebutuhan Dasar

Banyak warga mengurangi belanja makanan segar, bukan karena harga naik, tapi akibat miliki utang.
Foto: AAP
Banyak warga mengurangi belanja makanan segar, bukan karena harga naik, tapi akibat miliki utang.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Ada bukti yang menunjukkan kini lebih banyak warga Australia yang mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan dasar mereka, seperti membeli sayuran dan buah-buahan agar tetap bisa membayar listrik.

Layanan bantuan untuk mengatasi masalah utang, National Debt Helpline, telah menerima sekitar 14 ribu telepon di bulan September lalu. Jumlah ini mencetak rekor di September, yang naik 14 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Layanan non-profit tersebut mengatakan kebanyakan peminjam berasal dari pusat kota Melbourne, Sydney, dan kawasan pedalaman di negara bagian Queensland, dimana biaya listrik meningkat secara drastis. Mereka kemudian menelepon layanan tersebut karena memiliki utang dan tidak tahu lagi harus kemana untuk mencari bantuan.

National Debt Helpline mencoba membantu masalah warga Australia yang terlilit hutang
National Debt Helpline mencoba membantu masalah warga Australia yang terlilit utang

ABC News: Margaret Burin

Salah satu penelepon adalah Patricia Young, yang bekerja sebagai barista di yayasan Salvation Army di Sydney. Perempuan berusia 34 tahun ini mendapatkan upah sekitar 19 dolar AS, setara hampir Rp 200 ribu per jam. Ia mengaku upahnya tidak cukup untuk membayar tagihan listrik yang harganya terus meningkat.

"Saat tagihan datang, kita harus mengurangi membeli buah-buahan dan sayuran," kata Patricia.

Ia juga mengatakan kesulitan ekonomi telah mempengaruhinya secara emosional. "Saat meminta bantuan, kita merasa mengalami sedikit kegagalan."

Kebanyakan telepon yang masuk ke layanan National Debt Helpline berhubungan dengan tagihan gas, utang kartu kredit, dan sewa rumah. Fiona Guthrie, juru bicara dari National Debt Helpline, memperingatkan jika kesulitan ekonomi kini kembali dalam posisi meningkat.

"Tidak masalah sebaik apa pun Anda membuat anggaran, ada satu titik dimana tidak bisa lagi melakukannya," ujar Patricia.

Ia juga memperingatkan soal beberapa institusi yang menawarkan pinjaman jangka pendek dengan biaya tinggi. Menurutnya mereka memanfaatkan situasi dari semakin banyaknya orang-orang yang kesusahan secara ekonomi. Patricia berharap jika harga listrik akan turun, jika tidak akan semakin sulit baginya untuk mengatasi ekonomi.

Simak beritanya di program radio AM dari ABC, disini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/tekanan-hutang-membuat-warga-kurangi-belanja-kebutuhan-dasar/9080140
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement