REPUBLIKA.CO.ID, FREEMANTLE -- Di usia 96 tahun, Hubert 'Bert' Davies merupakan anggota tertua dari kelompok band jazz bernama The 78s di Fremantle (Australia Barat) yang biasa tampil di bar dan kafe lokal. Dia adalah pemain drum di band tersebut dengan anggota termuda dari band tersebut berusia 19 tahun.
Davies dulu berasal dari Wales (Inggris Raya) dan pertama kali mengenal drum di usia 16 tahun berbeda dengan ayahnya yang merupakan pianis musik klasik. "Saya mendengar dari seorang teman mereka berbicara dengan ayah saya mengenai saya dan dia tidak suka saya main drum."
"Ayah saya tidak pernah datang menyaksikan penampilan permainan drum saya. Ibu saya pernah namun ayah tidak pernah," katanya.
Ketika masih Inggris Davies tampil bermain drum selama perang dunia kedua berlangsung, dan selamat dari serangan udara Nazi di kota tempat tinggalnya ketika itu, Swansea. "Saat itu kira-kira perang sudah berlangsung enam sampai sembilan bulan ketika Jerman memutuskan mengebom Swansea, dan kami sedang tampil sekitar 20 Km dari kota tersebut," katanya.
"Seorang pendeta naik ke panggung karena kami bermain di aula gereja, dan mengatakan 'tampaknya ada banyak kejadian di kota Swansea malam ini, dan saya meminta kalian semua tetap tinggal di dalam gereja."
"Keesokan harinya kami menemukan dalam radius 1 kilometer di pusat kota Swansea hancur lebur. Semua gereja, semua kapel dan mereka yang berlindung di dalamnya tewas."
Setelah itu, Davies disibukkan dengan kegiatan lain dan tidak lagi menyentuh drum selama lebih dari 60 tahun. Dia kemudian mendapatkan hadiah drum sebagai hadiah Natal dan berada di sebuah kafe ketika dia mendengar The 78s tampil.
"Saya sudah lama sekali tidak bermain drum. Saya diperkenalkan dengan pemain trumpet band tersebut dan dia bertanya apakah saya pernah bermain drum. Ketika saya bilang, dia menawarkan 'apakah saya mau bergabung."
Davies mengatakan anggota tertua dan termuda di band tersebut saling belajar dari satu dengan yang lain. Dia mengatakan anggota termuda di band tersebut seorang pemain gitar berusia 19 tahun memiliki bakat besar.
"Saya kira dia memiliki pengalaman musik dan anaknya baik. Dia masih belajar, dia menunjukkan apa yang dipelajarinya. Dia baik, dan juga tampil bagus. saya juga belajar dari dia."
Davies mengatakan kembali bermain drum setelah sekian lama berhenti terasa mudah. "Ritme adalah bagian dari hidup saya, dan bila saya duduk dan mendengarkan orang lain main saya selalu bisa mengikuti ritmenya."
Selain bermain drum, Davies menghabiskan waktu memperbaiki jam kuno, membuat bir sendiri, memanggang roti, dan menanam sayuran di kebunnnya.
"Saya ingin juga pensiun, namun saya saya kira saya tidak akan berhenti sampai saya mencapai ajal," katanya.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini