REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kepolisian New South Wales (NSW) meminta maaf setelah video latihan terorisme mereka memicu kemarahan diplomat paling senior Palestina di Australia. Dalam video yang dirilis ke media oleh korps tersebut pekan lalu, para petugas berpakaian ala Palestina dan berpura-pura menikam penumpang kereta di Stasiun Central Sydney.
Sandera jadi-jadian dipaksa berdiri dengan tangan mereka di jendela kereta, memegang bendera kelompok ISIS. Stasiun itu ditutup sementara latihan berlangsung.
Kepala perwakilan Palestina di Australia Izzat Abdulhadi mengatakan banyak orang benar-benar dibuat marah oleh video itu. Berbicara di saluran SBS Arabic 24, staf media Kepolisian NSW Tarek Al-Issawi meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
"Tentu saja tak ada niatan dalam bentuk apa pun untuk mencemarkan nama baik atau menghina pihak manapun, dan jika beberapa orang merasa terhina, hal itu tak dimaksudkan demikian."
"Kepolisian NSW, tentu saja meminta maaf kepada banyak pihak yang menelepon dan keberatan atas hal ini dan kami mengakui kami salah dan kami meminta maaf atas hal itu."