REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Jumlah panenan salah satu buah paling disukai di Australia untuk sarapan pagi, alpukat, diperkirakan akan mencapai rekor tahun ini dan karenanya harga jual akan turun. Namun penurunan harga di dalam negeri tidak akan mempengaruhi pendapatan petani karena buah alpukat ini juga mulai disukai di banyak negara.
Menurut perkiraan di musim tanam 2017/2018, produksi alpukat akan mencapai 75 ribu ton. Ini sangat berbeda jauh dengan keadaan di awal 2016, ketika saat itu satu alpukat berharga 6 dolar AS (sekitar Rp 60 ribu). Saat ini di asaran harga satu alpukat berkisar antara satu sampai tiga dolar AS (sekitar Rp 10 sampai Rp 30 ribu).
Salah seorang petani alpukat di Riverland di Australia Selatan Colin Fechner mengatakan dengan harga yang stabil sekarang ini, dan juga pendapatan yang tinggi bagi petani dari hasil panen adalah hal yang baik bagi semua orang.
"Jumlah buah alpukat yang masuk ke pasar terus meningkat, konsumen senang karena buahnya masih segar, dan semua orang senang." kata Fechner.
"Pendapatan bagi petani selama 10 tahun terakhir telah meningkat dua kali lipat. Namun harga di toko tidaklah lebih mahal dibandingkan delapan atau 10 tahun lalu."
Jumlah produksi meningkat sesuai permintaan
Alpukat sekarang ini sudah menjadi menu umum bagi sarapan pagi dan makan siang di berbagai kedai makanan di Australia, sementara permintaan internasional juga semakin meningkat.
Para petani Australia sudah meningkatkan ketersediaan lahan mereka selama beberapa tahun terakhir untuk memenuhi permintaan, dean diperkirakan produksi total alpukat di Australia akan mencapai 100 ribu dalam beberapa tahun mendaang.
Direktur Eksekutif Avocados Australia, John Tyas, mengatakan produksi akan terus meningkat. "Kita sudah melihat peningkatan produksi alpukat di Australia dari tahun ke tahun selama dua puluh tahun terakhir." kata Tyas.
"Jadi bukanlah hal yang tidak terduga bahwa level produksi alpukat di Australia akan terus meningkat."
Fechner, yang pertama kali menanam alpukat di tahun 1976 setuju bahwa industri ini sekarang berada dalam keadaan positif. "Kebanyakan petani alpukat sekarang ini banyak tersenyum melihat produksi mereka." katanya.
Industri yakin produksi tidak akan berlebihan
Meski ada peningkatkan panenen setiap tahun, Serikat Petani Penghasil Alpukat Australia (Avocados Australia) merasa yakin bahwa mereka akan menemukan pasar untuk semua produk mereka.
Tyas mengatakan pengembangan pasar luar negeri penting bagi pertumbuhan industri tersebut. "Dalam hal potensi pasar, Jepang, Thailand, dan China adalah prioritas kami." katanya.
"Saya kira bila kami berhasil melakukan hal tersebut dalam beberapa tahun mendatang, maka semua akan bagus."
Tyas juga mengatakan penggunaan alpukat untuk berbagai jenis makanan termasuk makanan ringan seperti misalnya es krim akan membuat lebih banyak orang akan membeli.
"Usaha pemasaran sudah dilakukan adalah mendorong konsumen menggunakan alpukat untuk berbagai jenis santapan."
"Saat ini kita masih berada puncak gunung es dalam hal kemungkinan penggunaan alpukat sebagai bagian dari makanan sehari-hari."
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini