Senin 06 Nov 2017 15:55 WIB

Tak Membungkuk, Trump Sambut Kaisar Jepang dengan Bersalaman

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump (tengah kiri) dan Melania Trump disambut Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (kanan) saat tiba di Imperial Palace, Senin (6/11).
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko, Pool
Presiden AS Donald Trump (tengah kiri) dan Melania Trump disambut Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (kanan) saat tiba di Imperial Palace, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden AS Donald Trump memilih menyambut Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko pada Senin (5/11) dengan berjabat tangan, bukan dengan membungkuk. Ia menghindari kritik dari warganya seperti yang pernah dialami mantan presiden Barack Obama.

Trump yang mengenakan jas dan dasi, serta istrinya Melania yang mengenakan gaun biru tua panjang, bertemu dengan kaisar dan permaisuri di pintu masuk istana. Trump terlihat tersenyum, berjabat tangan, dan mengangguk pada kaisar berusia 83 tahun itu, sebelum menyapa Michiko.

Keempatnya memasuki istana untuk bercengkrama dengan bantuan penerjemah. Setelah pertemuan itu, Trump kembali menjabat tangan dan memukul-mukul lengan Kaisar dengan pelan berulang kali dengan tangan kirinya. "Terima kasih atas pertemuan besar ini. Saya yakin kita akan bertemu lagi," katanya kepada Kaisar Akihito.

Sebelumnya, Obama sempat mendapat kecaman setelah bertemu dengan kaisar di Tokyo pada 2009. Menurut para kritikus AS, Obama membungkuk terlalu rendah kepada Akihito. Mereka berpendapat, seorang Presiden AS seharusnya tidak menurunkan kepalanya kepada seorang raja yang dianggap asing.

Trump Tiba di Jepang dengan Sambutan Meriah

Selain itu, Obama juga menghadapi kritik dari pakar etika karena telah menggabungkan jabatan tangan dengan membungkuk saat bertemu kaisar. Hal tersebut secara tradisional tidak dilakukan oleh warga Jepang. Tamu Kekaisaran Jepang tidak seharusnya menyentuh atau berjabat tangan dengan kaisar dan permaisuri,  akan tetapi tamu asing sering melakukannya.

Saat mengunjungi Jepang pada 2011, Hillary Clinton juga berjabat tangan dan mencium kedua pipi permaisuri. Kunjungannya dilakukan sekitar satu bulan setelah bencana tsunami, gempa, dan krisis nuklir melanda timur laut Jepang pada Maret tahun itu.

Akihito telah menghabiskan sebagian besar masa pemerintahannya untuk menyembuhkan luka Perang Dunia II, yang dilancarkan di Asia atas nama ayahnya, Kaisar Hirohito. Ia adalah pewaris kerajaan pertama keluarga kekaisaran Jepang yang menikahi orang biasa, yang telah menjadi simbol modernitas dan kepercayaan baru Jepang.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement