REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Senin (6/11) mungkin bukanlah hari libur resmi, tapi ribuan penggemar rela bolos sekolah dan bolos kerja untuk memenuhi jalanan Melbourne demi mengikuti pawai tahunan balap kuda Melbourne Cup.
Penduduk setempat dan wisatawan bersorak, melambaikan bendera dan memotret sana-sini di saat para joki, pelatih dan mantan pemenang Melbourne Cup berparade di jalan Bourke dan Swanston di pusat kota Melbourne. Ada prosesi anak-anak dengan kostum sutera, para pemain harmonika, dan bendera negara-negara yang diwakili di Melbourne Cup, yang terus menarik minat dari luar negeri.
Marmelo adalah favorit banyak orang, yang berambisi untuk menjadi kuda Inggris pertama yang memenangi perlombaan senilai 6 juta dolar AS (atau setara Rp 60 miliar) pada Selasa (7/11) di Flemington, Melbourne, mengungguli pemenang tahun lalu, yakni Almandin, dan Humidor.
Pelatih Hughie Morrison mengatakan bahwa ia ingin mengukir sejarah. "Ini adalah acara yang hebat, sebuah kota besar, jadi mudah-mudahan kami bisa menjadi pelatih Inggris pertama yang memenangi balap kuda esok, saya sungguh tak sabar," ujarnya.
Tahun ini, pelatih Darren Weir, yang menang pada tahun 2015 dengan joki bersejarah Michelle Payne dan kudanya Prince of Penzance, membidani kuda Irlandia, Big Duke.
Ia terlihat berseri-seri saat berjalan menyusuri jalur parade di Swanston St, Melbourne. "Selalu menyenangkan menjadi bagian dari sejarah -sebenarnya sudah cukup sulit untuk melaju dalam balapan itu, tapi kami berharap bisa menang besok," katanya.
Satu-satunya joki perempuan dalam perlombaan tersebut, Kathy O'Hara, mengatakan bahwa ia sangat antusias untuk menunggangi Single Gaze. "Ia dalam kondisi prima, jadi sangat menggairahkan dan semoga kami bisa beruntung," harapnya.
"Ada begitu banyak orang di sini dan semua mata menatap kami besok, jadi ini sangat menggembirakan."
Sejumlah model juga memberi para penonton gambaran tren terbaru untuk gaya busana yang selalu populer di arena perlombaan, dan para penonton berhasil mendapatkan gambaran mode Karnaval Musim Semi, meski langit Melbourne saat parade berlangsung berwarna abu-abu.
Peter Dunn menempatkan taruhan yang tinggi untuk kuda asal Irlandia, Red Cardinal, dan mengatakan bahwa ia memiliki harapan tinggi meski ada faktor luar, namun sempat berjuang melawan ketegangan di awal.
"[Saya akan] mencoba untuk mengatasi kecemasan di awal [pada hari Selasa], ambil napas dalam-dalam, sarapan pagi dengan menu klasik daging bacon dan telur lalu langsung ke lintasan," ujarnya.
Puluhan aktivis hak-hak binatang juga berparade, berunjuk rasa menentang industri balap kuda itu.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.