REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri kabinet Inggris Priti Patel mengundurkan diri pada Rabu (8/11) menyusul terungkapnya pertemuan rahasia Patel dengan pejabat Israel. Pertemuan itu berlangsung saat iaberlibur ke Israel awal tahun ini.
Mundurnya Patel disinyalir akan melemahkan Perdana Menteri (PM) Theresa May yang sedang berusaha menegaskan kembali kewibawaannya yang berkurang saat melakukan negosiasi dengan Brexit.
Patel, juru kampanye Brexit yang populer di kalangan Partai Konservatif, harus buru-buru pulang dari lawatannya ke Afrika ketika pertemuan rahasianya terungkap publik.
Ia dipanggil oleh PM Theresa May untuk menjawab pertanyaan mengenai pertemuan yang melanggar protokol diplomatik itu. May mengatakan, pihaknya tidak mengetahui pertemuan itu.
Usai pertemuan yang tergesa-gesa, May mengeluarkan surat pengunduran diri Patel dari menteri.
Patel mengatakan bahwa tindakannya di Israel telah melanggar standar tinggi yang diwajibkan jabatannya. Patel juga menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah atas apa yang telah terjadi.
"Meski tindakan saya dimaksudkan dengan niat baik, tindakan saya juga berada di bawah standar transparansi dan keterbukaan yang telah saya promosikan dan anjurkan," tulis Patel dalam suratnya, dilansir dari Reuters, Kamis (9/11).
Dalam aturan protokoler Inggris, seorang menteri kabinet biasanya mengadakan pertemuan melalui perwakilan kantor luar negeri dan didampingi oleh pejabat terkait. Kunjungan dengan orang-orang Israel biasanya juga akan diimbangi dengan pertemuan dengan orang-orang Palestina.
Tidak jelas siapa yang akan menggantikan Patel. Tapi, seperti dilansir dari Reuters, ini adalah pengunduran diri kedua di kabinet PM May dalam sepekan terakhir.
Pertemuan Patel dengan pejabat Israel dan kunjungannya ke rumah sakit lapangan Israel di Dataran Tinggi Golan, telah meningkatkan tekanan pada perdana menteri Inggris ini.