Selasa 14 Feb 2017 16:34 WIB

Marah Pelegalan Permukiman, Merkel Batalkan Pertemuan dengan Israel

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Angela Merkel
Foto: Reuters/Thomas Peter
Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel memutuskan membatalkan konferensi gabungan dengan pemerintah Israel, Senin (13/2). Pertemuan tersebut sebelumnya dijadwalkan pada 10 Mei di Yerusalem.

Alasan resmi yang diberikan kantor Kanselir untuk pembatalan ini adalah pemilu Jerman yang akan digelar September. Meski demikian, sejumlah sumber mengatakan ada alasan lain.

Salah satunya adalah keputusan Israel meloloskan Undang-Undang kontroversial yang melegalkan permukiman dari tanah Palestina. Dilansir Haaretz, seorang sumber Israel yang dekat dengan Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan kantor Merkel geger karena UU tersebut.

Merkel marah dan tidak puas. Sumber anonim ini juga menyebut Jerman telah menyiapkan sejumlah inisiatif untuk menunjukkan penolakan terhadap UU. Salah satunya dengan membatalkan konferensi Mei.

Konferensi yang diinisiasi Merkel selama masa Perdana Menteri Israel Ehud Olmert itu rutin digelar setiap tahun. Konferensi tersebut memfasilitasi sejumlah pertemuan tingkat tinggi, termasuk pertemuan antarpemimpin negara, para menteri dan sesi kabinet bersama.

Tujuan konferensi adalah meningkatkan hubungan dekat kedua pihak. Beberapa hari sebelum Knesset meloloskan UU berjudul Regularization Law itu, kantor Merkel mengonfirmasi pertemuan akan digelar pada 10-11 Mei di Yerusalem.

Namun setelah UU lolos, Penasihat Keamanan Nasional Merkel, Kristof Heusgen menghubungi kantor PM Benjamin Netanyahu untuk membatalkannya. Ia memberikan alasan Jerman sedang mempersiapkan pemilu.

Sementara, pemilu Jerman dijadwalkan pada 24 September. Alasan tersebut dirasa janggal. Hingga akhirnya sumber Israel mendapat informasi dari sumber Jerman alasan utamanya adalah legalisasi permukiman ilegal Israel. Duta Besar Jerman untuk Israel menolak berkomentar soal ini.

Kementerian Luar Negeri Jerman kabarnya memanggil perwakilan Israel, Yakov Hadas-Handelsman ke Jerman. Ia diminta menjelaskan dan mengklarifikasi soal UU tersebut. Kementerian telah mengeluarkan pernyataan keras yang menyatakan Jerman tidak percaya lagi pada komitmen Israel terhadap solusi dua negara.

"Kepercayaan kami pada komitmen pemerintah Israel pada solusi dua negara telah terguncang secara fundamental," katanya. Melalui pernyataan yang sama, Jerman meminta Israel kembali pada jalan perdamaian dan mengambil langkah nyata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement