Kamis 09 Nov 2017 14:57 WIB

Istri Aktivis Cina Ditahan di Rumahnya Saat Trump Tiba

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Donald Trump dan ibu negara Melania Trump tiba di bandara Beijing, Rabu (8/11)
Foto: Pang Xinglei/Xinhua via AP
Presiden Donald Trump dan ibu negara Melania Trump tiba di bandara Beijing, Rabu (8/11)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Cina, sebagai bagian dari tur Asianya ke lima negara. Dilaporkan istri aktivis hak asasi manusia yang ditahan dipaksa berdiam diri di apartemennya saat Trump tiba dan disambut di Beijing.

Pintu apartemen Li Wenzu diketuk keras-keras oleh seorang pria yang mengaku sebagai anggota badan keamanan dalam negeri yang bertugas menekan perbedaan pendapat politik. "Presiden AS ada di kota (Beijing). Jangan pergi ke mana pun, Anda harus bekerja sama dengan kami," kata ibu berusia 32 tahun yang merupakan istri dari Wang Quanzhang, seorang pengacara hak asasi manusia.
 
Menurut The Guardian, Kamis (9/11), Wang Quanzhang ditahan pada musim panas 2015. Sebagai bagian dari operasi Presiden Xi Jinping untuk melawan 'perang melawan hukum.' Sejak sat itu pula Li belum pernah bertemu dengan suaminya, dan tidak tahu bagaimana keadaannya.
 
Selama Xi menyambut tamunya dari Amerika itu, pembangkang seperti Li ditempatkan sebagai tahanan rumah dan di bawah pengawasan ketat. Agar mereka tidak merusak acara tersebut.
 
"Pihak berwenang takut jika kami bertemu dengan pemimpin asing, tentang cerita kami yang didengar oleh orang-orang di seluruh dunia, dan kebenaran yang ditemukannya," katanya melalui telepon pada Kamis waktu setempat, saat Xi sedang menyambut Trump dengan menggelar karpet merahnya di Lapangan Tiananmen.
 
Li juga menceritakan ketika dia berusaha untuk keluar rumah bersama anaknya, dia mengklaim salah satu anggota keamanan tersebut mendorong tubuhnya dan mencegahnya untuk pergi.
 
Peter Dahlin, seorang aktivis hak asasi manusia Swedia yang diusir dari Cina tahun lalu setelah 23 hari menjalani penahanan rahasia, mengatakan Li terus menerus mengkampanyekan atas nama suaminya yang dipenjara. Menurutnya Li adalah duri bagi pemerintah Cina, karena tindakannya tidak biasa di bawah peraturan hukum Xi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement