Kamis 09 Nov 2017 17:47 WIB

Hebatnya Trump, Tetap Mencicit Meski Twitter Dilarang di Cina

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di Beijing, Cina, Kamis (9/11).
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di Beijing, Cina, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkeliling dan melewati "Great Firewall" Cina dalam cicitan Twitter larut malam di Beijing.

Dalam cicitan  itu, ia mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah atas perjalanan langka di Kota Terlarang dan makan malam pribadi di gugus istana berusia ratusan tahun. Banyak medan gaul Barat, seperti Twitter dan Facebook dilarang di Cina. Pranata canggih dibangun untuk menghalangi pengguna Internet di Cina mendapatkan muatan media tersebut.

Itu bukan masalah bagi Trump, yang dikenal dengan cicitannya kepada 42,3 juta pengikutnya setiap saat sepanjang hari saat ia tiba di Beijing, Rabu.

"Atas nama @FLOTUS Melania dan saya, terima kasih untuk siang dan malam tidak terlupakan di Kota Terlarang di Beijing, Presiden Xi dan Nyonya Peng Liyuan. Kami menantikan untuk bertemu kembali besok pagi!" kata Trump di Twitternya.

Trump bahkan mengganti spanduk Twitternya, mengunggah foto dirinya dan Melania dengan Presiden Cina Xi Jinping beserta istrinya, Peng Liyuan, saat pertunjukan opera Cina di Kota Terlarang.

Unggahan spanduk Twitter tidak luput dari perhatian media pemerintah Cina, dengan saluran negara CCTV menampilkan tangkapan foto tersebut pada Kamis (9/11). Kunjungan Trump juga merupakan topik ketiga yang paling banyak dibicarakan di media sosial Cina Weibo selama 24 jam terakhir, berada di belakang kisah ulang tahun seorang penyanyi boyband Cina dan sebuah chart lagu pop Asia mingguan.

Banyak orang bertanya-tanya bagaimana Trump berhasil menghindari kendali internet Cina yang tangguh.

"Kurasa ia pasti sudah melakukannya via Wi-Fi di jaringan satelit," kata seorang pengguna Weibo.

Banyak orang asing masuk ke jaringan pribadi virtual (VPN) untuk mengakses konten yang berpusat di luar Cina. Pilihan lainnya adalah mendaftar layanan data roaming sebelum meninggalkan negara asalnya.

"Presiden akan menuliskan apa pun yang dia mau, begitulah caranya berkomunikasi langsung dengan masyarakat Amerika, kenapa tidak?" kata pejabat Gedung Putih menjelang kedatangan Trump di Beijing pada Rabu.

Tidak semua unggahan Trump di Cina disambut ceria dan hangat. "Korea Utara menafsirkan pengekangan masa lalu Amerika sebagai kelemahan," kata Trump tentang ancaman nuklir dan peluru kendali Korea Utara, "Ini akan menjadi kesalahan perhitungan fatal. Jangan remehkan kami, jangan coba-coba."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement