REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Lagi, seekor harimau Sumatera di Kebun Binatang Adelaide disuntik mati karena berbagai kondisi terkait usia. Pengumuman itu disampaikan oleh kebun binatang tersebut.
Harimau jantan berusia 19 tahun, yang bernama Tuan, menderita masalah ginjal dan radang sendi selama beberapa bulan namun kondisinya memburuk dalam seminggu terakhir, dan ia akhirnya disuntik mati pada Kamis (9/11).
Pada Juni, harimau Sumatera tertua di Australia, yakni si betina Kemiri disuntik mati oleh dokter hewan di Kebun Binatang Adelaide karena kondisi kesehatan yang serupa.
"Tuan telah kehilangan minat pada makanan dan air, menunjukkan ia sangat tidak sehat," kata dokter hewan senior di Kebun Binatang Australia Selatan, Ian Smith.
"Tim dokter hewan memutuskan tidak ada perawatan medis tambahan yang akan memperbaiki kualitas hidup Tuan dan keputusannya adalah untuk melakukan euthanasia (suntik mati) secara manusiawi."
Smith mengatakan harapan hidup rata-rata untuk harimau Sumatera yang tinggal di penangkaran yakni sekitar 20 tahun, dan mengatakan kematian Tuan adalah "kerugian yang menyedihkan bagi keluarga kebun binatang".
Hanya kurang dari 400 hewan itu diperkirakan masih tersisa di alam bebas, di mana harapan hidup mereka jauh lebih rendah, yakni sekitar 12 tahun. Jumlah harimau telah turun drastis dalam 100 tahun terakhir, setelah diperkirakan 100 ribu di antara mereka berkeliaran di alam liar seabad yang lalu.
Tuan lahir di Kebun Binatang Lisabon di Portugal pada 1998. Ia tiba di Kebun Binatang Adelaide pada 2006, dan merupakan harimau jantan tertua di Australia.
Kebun binatang tersebut memiliki satu ekor harimau Sumatera yang tersisa, yakni si betina Assiqua, namun mengatakan mereka ingin mendatangkan harimau lainnya demi program pengembangbiakan untuk spesies yang terancam punah.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.