REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Michael Quatch tiba di Australia sebagai pengungsi Perang Vietnam. Kini ia adalah salah satu petani paling sukses di Wilayah Utara Australia (NT).
Selama musim panen, pekerjaan dimulai sebelum matahari terbit dan tak berhenti, tapi Michael tak mengeluh -ia mencoba menyelipkan waktu istirahat di saat bekerja keras memetik panen dari perkebunannya di wilayah Lake Bennet, ujung utara Australia, dan menyalurkannya ke swalayan.
Pria berusia 45 tahun ini adalah petani hidroponik terbesar di NT, mengelola lahan seluas 16 hektare yang sebagian besar memproduksi tomat dan timun. Tapi dulu, sebelum menjadi petani yang optimistis, Michael harus mengatasi sejumlah rintangan sulit yang menghadangnya.
Ia datang ke Australia di tahun 1980-an bersama 80.000 pengungsi lainnya yang melarikan diri kala itu, menyusul Perang Vietnam. Saat itu, ia masih kanak-kanak dan menuturkan ia ingat dirinya sempat mengalami ketakutan dan melihat kesedihan di mata orang tuanya.
"Orang tua saya memutuskan meninggalkan Vietnam dan mencari kehidupan yang lebih baik untuk masa depan," ujarnya.
Keluarganya menyadari tinggal di Vietnam bisa membuat mereka terbunuh, tapi masuk ke Australia juga bukanlah perkara mudah, apalagi dengan kehadiran 3 anak. "Kami datang ke Malaysia di tahun 1985 dengan kapal dan kami di sana selama 16 bulan tinggal di kamp."
"Ibu saya, ia menangis tiap malam berharap kami bisa datang ke negara lain yang lebih baik dan membangun kehidupan yang lebih baik untuk kami."
Michael mengatakan, ia ingat akan kerja keras ayahnya untuk membangun kehidupan baru bagi keluarga. "Saya ingat ia sempat bilang hidupnya telah berakhir, ia hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya."
Michael jelas mewarisi etika kerja ayahnya dan telah menjadi salah satu petani terbesar di NT. "Saya hanya berusaha mengolah lahan kecil lainnya dan berupaya sedikit dan ternyata berakhir bagus," katanya.
"Lalu itu mulai makin besar dan sempat berpikir akan menjalankannya hanya untuk beberapa tahun."
Saat itulah Michael didekati oleh salah satu raksasa swalayan Australia. "Dari sana, segala sesuatunya jadi makin besar dan lebih besar lagi dan swalayan meminta saya memproduksi lebih banyak lagi."
Bagian penting perekonomian Australia
Kisah Michael bukanlah hal yang tak lazim di ujung utara Australia -bagian besar dari komunitas pertanian di kawasan itu adalah para pengungsi Vietnam. Dengan keterampilan dan uang yang terbatas, banyak di antara mereka yang membentuk usaha kolektif skala kecil dan berbagi peralatan serta pekerja.
Kini, mereka berkontribusi sekitar 40 juta dolar AS (atau setara Rp 400 miliar) ke perekonomian NT melalui bidang pertanian. Greg Thompson dari organisasi 'NT Farmers' telah bekerja di NT selama beberapa dekade dan telah menyaksikan pertumbuhan ini dengan takjub.
"Menjadi bagian penting dari perekonomian dan masyarakat NT serta menyediakan lapangan kerja dan peluang ekonomi, kami ingin hal itu diakui."
Produk dari utara Australia mengisi celah besar di pasar domestik mengingat musim tanam mereka kebalikan dari pasar utama di Australia Selatan. Ini artinya para produsen bisa meminta harga yang bagus dan menyediakan stok yang dibutuhkan.
Michael mengatakan, ia bersyukur atas keputusan orang tuanya mengambil risiko hijrah ke Australia. "Di malam hari, saat saya merindukan ibu dan ayah, saya benar-benar ingin mengatakan 'Ibu dan ayah..apa yang kalian berikan kepadaku sekarang, aku tak pernah berpikir akan menjadi seperti ini sekarang."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.