REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Beberapa guru taman kanak dan sekolah dasar di Australia memprihatinkan meningkatnya pemakaian gadget menyebabkan anak-anak yang memulai sekolah belum siap untuk belajar menulis dengan tangan.
Seorang guru bernama Carolyn mengirim SMS kepada ABC Radio Melbourne minggu lalu mengatakan dia dan rekan-rekannya sesama guru melihat 'mundurnya kemampuan motorik' anak-anak yang memulai kegiatan sekolah mereka di taman kanak-kanak, dan sekolah dasar.
Menurut Carolyn ini disebabkan karena anak-anak ini semakin banyak bermain dengan gadget seperti telepon pintar dan tablet yang sekarang banyak menggunakan teknologi sentuh.
"Semakin sedikit anak-anak yang memegang pinsil gambar atau gunting, dan semakin sedikit mereka menggunakan tangan untuk melakukan sesuatu." katanya.
"Kami melihat bahkan kadang-kadang ketika kami menyerahkan pensil atau kuas kepada seorang anak, mereka tidak tahu bagaimana menggunakannya."
Seorang terapis anak-anak Lisa Clark yang dihubungi oleh ABC mengatakan Carolyn bukanlah satu-satunya guru yang melihat kecenderungan tersebut.
"Dalam peran saya, saya berada di sekolah hampir setiap hari, dan banyak berinteraksi dengan guru, sehingga kami mendiskusikan hal ini hampir sepanjang waktu." kata Clark kepada Hilary Harper dari ABC Radio Melbourne.
"Baik guru TK dan SD memberikan masukan kepada kami mengenai tulisan tangan anak-anak, dan keprihatinan mereka."
Clark mengatakan secara umum anak-anak sekarang menghabiskan lebih sedikit waktu dalam kegiatan yang disebutnya 'bermain kotor', misalnya bermain menggunakan tanah liat, atau membuat mainan menggunakan gunting dan lem.
"Anak-anak sekarang berada dalam keluarga dimana banyak terdapat peralatan elektronik mulai dari Iphone, Ipad sampai komputer, jadi kita tahu ini adalah opsi bermain untuk mereka." katanya.
Dia mengatakan anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu menggunakan teknologi sentuh tidak mengembangkan kemampuan motorik yang diperlukan ketika mereka harus mulai belajar menulis.
"Kami melihat banyak anak-anak yang datang ke tempat kami, mereka yang kesulitan dengan kemampuan motorik." katanya.
Kemampuan itu tidak sekadar menulis dengan tangan, kata Clark, namun juga kesulitan memegang gunting, mengikat tali sepatu dan bahkan menggunakan sendok garpu.
Apakah ini penting?
Dalam dunia yang dipenuhi dengan telepon pintar seperti sekarang ini, apakah masih penting anak-anak bisa menulis dengan tangan?
"Tentu saja Ipad, komputer dan laptop sudah tersedia di sekolah dan mereka digunakan sebagai bagian dari kurikulum." kata Clark sambil menambahkan bahwa ini bermanfaat bagi para siswa.
"Teknologi menawarkan hal-hal yang bagus bagi pengetahuan, memberikan kemampuan mereka untuik melakukan penelitian, dan juga mencari informasi dengan cepat."
Namun, paling tidak untuk sekarang, anak-anak masih harus belajar untuk menulis dengan baik sehingga tulisan mereka bisa dibaca.
Ujian bagi anak-anak sekolah di Australia bernama NAPLAN, yang diselenggarakan untuk murid kelas 3, 5, 7 dan 9, dan juga ujian akhir sekolah menengah di kelas 12 mengharuskan murid-murid menulis tangan.
Clark mengatakan dia sudah melihat bahwa para siswa sekolah menengah yang hendak mengikuti ujian diberitahu oleh guru mereka bahwa tulisan tangan mereka tidak bisa dibaca. Juga ada anak-anak yang mengatakan menulis tangan membuat mereka kelelahan.
Dia mengatakan bahwa anak-anak harus tahu bagaimana menggunakan gunting atau memegang pensil ketika mereka berusia empat tahun di taman kanak-kanak.
Jadi apa yang harus dilakukan orang tua?
Terapis anak-anak Lisa Clark mengatakan bahwa orang tua perlu menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan menggunakan tangan dengan anak-anak mereka. Bermain menggunakan tanah liat untuk membangun kekuatan jar tangan bisa dilakukan, selain juga belajar menggunting, dan menggunakan lem untuk membuat mainan.
Namun menurut Clark tidaklah semua kegiatan menggunakan tangan bermakna sama. Membangun blok atau menyusunnya tidaklah memerlukan ketrampilan seperti kalau menggambar.
"Memegang pensil adalah kegiatan tangan yang lebih dinamis, ibu jari dan telunjuk harus terlibat, jadi gerakannya lebih kompleks." kata Clark.
Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini