REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah rumah pemotongan hewan (RPH) di Melbourne, Australia, diizinkan terus beroperasi meskipun tengah diselidiki terkait dugaan praktik kekejaman terhadap hewan. Menyusul terkuaknya rekaman yang menunjukkan ayam-ayam di RPH itu direbus ke air mendidih dalam keadaan hidup saat proses pemotongannya.
Program 7.30 ABC memperoleh rekaman yang menunjukkan ayam-ayam direbus hidup-hidup di RPH ‘Star Poultry Supply’ di pinggiran kota Keysborough. Video tersebut diam-diam direkam awal tahun ini oleh aktivis kesejahteraan hewan, Tamara Kenneally dan sekelompok teman-temannya.
"Saya ingin mereka yang memakan telur menontonnya hanya untuk mengetahui apa yang terjadi pada ayam-ayam betina tersebut," katanya pada jam 7.30.
"Ayam betina yang dibudidayakan di kandang, di pertanian, maupun ayam kampung betina - mereka semua mati dengan cara seperti ini."
Cara yang mengerikan
RPH atau rumah jagal ini memotong ayam-ayam petelur yang dianggap sudah ‘tidak produktif’’ setelah berusia 18 bulan. Peraturan industri mengharuskan ayam-ayam itu dibuat pingsan terlebih dahulu dan kemudian langsung disembelih dengan membuat sayatan di tenggorokan.
Mereka kemudian diceburkan ke bak air panas yang dirancang untuk menanggalkan bulu-bulu mereka. Namun, rekaman tersebut menunjukkan banyak diantara ayam-ayam tersebut yang masih sadar saat mereka dicelupkan ke dalam air mendidih.
"Rekaman itu sangat mengerikan dan sangat menyedihkan untuk ditonton," kata spesialis kesejahteraan ayam dari lembaga pemerhati kesejahteraan hewan - RSPCA, Kate Harcher.
"Hewan-hewan di semua tempat pemotongan perlu dibuat pingsan terlebih dahulu sebelum disembelih sehingga mereka tidak sadarkan diri saat sedang disembelih," katanya.
"Dalam kasus ini, ada sesuatu yang salah."
Tidak ada investigasi formal
Aktivis hewan yang memasang kamera di dalam fasilitas tersebut memberikan rekaman ini ke regulator RPH di Victoria, PrimeSafe, pada Maret lalu. PrimeSafe menyelidiki dan mengarahkan rekaman tersebut ke Agriculture Victoria, yang bertanggung jawab menegakkan UU terkait kekejaman terhadap hewan di negara bagian ini.
"Keluhan itu telah diselidiki dan dibuktikan oleh PrimeSafe karena melanggar Standar Australia," kata PrimeSafe dalam sebuah pernyataan.
"RPH tersebut tunduk pada tindakan penegakan hukum dan pengawasan peraturan telah ditingkatkan sampai dilakukan perbaikan penanganan hewan, termasuk pemotongan cadangan dilakukan."
Departemen Pertanian Victoria mengatakan pihak berwenang telah menanyai manajemen perusahaan itu, namun belum memulai penyelidikan secara formal.
"Departemen Pertanian Victoria merasa puas dengan perbaikan yang telah dilakukan perusahaan itu, berdasarkan arahan dari PrimeSafe, dan sejumlah perubahan staf akan membantu mengelola contoh praktik buruk yang ditunjukkan dalam rekaman tersebut," kata Departemen ini dalam sebuah pernyataan.
'Seharusnya tidak beroperasi sama sekali'
Harcher dari RSPCA mempertanyakan mengapa Star Poultry tetap diizinkan memotong ayam saat sedang diselidiki. "Kami menganggap bahwa RPH ini harus segera ditutup sampai semua risiko kesejahteraan hewan dapat dihindari dan setiap masalah diperbaiki," katanya.
"Ini praktik yang sangat buruk dan ini adalah masalah sistemik di tempat pemotongan hewan," jelasnya.
"Penjagalan itu seharusnya tidak beroperasi sama sekali."
RPH tersebut menjadi subjek dari empat audit untuk memeriksa kepatuhan mereka terhadap standar kesejahteraan hewan dan makanan. Audit-audit ini dilakukan oleh kontraktor independen atas nama PrimeSafe.
PrimeSafe mengatakan Star Poultry dikenai empat audit dalam 12 bulan menjelang penyelidikannya. Star Poultry tidak menanggapi permintaan wawancara program 7.30 ABC.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.