Ahad 19 Nov 2017 18:23 WIB

Tiga Sekolah Alternatif di NSW Terancam Ditutup

Kepala sekolah Eagle Arts, Gab McIntosh mengatakan puluhan siswa akan terdampak jika sekolah mereka di tutup.
Foto: ABC
Kepala sekolah Eagle Arts, Gab McIntosh mengatakan puluhan siswa akan terdampak jika sekolah mereka di tutup.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kepala sekolah dari tiga sekolah alternatif di New South Wales menantang otoritas Pendidikan di wilayahnya untuk mengadili dirinya.

Ia menegaskan akan tetap menjalankan sekolah-sekolah itu secara ilegal jika pihak berwenang memaksanya untuk menutup sekolah tersebut. Kepala Sekolah Gab McIntosh menolak hasil laporan yang buruk mengenai kepatuhan ketiga sekolah yang dikelolanya.

Sebuah laporan inspeksi setebal 22 halaman oleh Otoritas Standar Pendidikan di New South Wales atau Education Standards Authority (NESA) telah merekomendasikan penutupan sekolah Eagle Arts and Vocational College, yang memiliki kampus di Bligh Park, Broken Hill dan Kincumber.

Petugas pengawas mengatakan bahwa pihaknya menemukan ketidakpatuhan di sejumlah wilayah termasuk staf, kurikulum, bangunan, perlindungan anak dan pelaporan keuangan.

Mereka mengatakan pihaknya prihatin dengan kepatuhan terkait dengan bidang-bidang seperti kesejahteraan siswa dan tata kelola yang baik.

"Saya sudah berhenti menuruti aturan main dari NESA," kata Gab McIntosh.

"Pada saat yang tepat saya akan menghadap ke mereka, dan jika mereka tidak senang, saya akan tetap menjalankan sekolah saya secara tidak sah."

"Silakan datang dan tuntut saya, atas apa yang saya katakan, NESA.

"Di sekolah ini, ada 100 anak-anak, [beberapa] mengalami depresi yang signifikan, terlibat dengan berbagai kejahatan. Mereka hanya akan mengembalikan mereka ke jalanan."

Gab McIntosh menggambarkan Eagle Arts sebagai sekolah bantuan khusus untuk siswa kelas delapan sampai kelas 12, terutama mereka yang berisiko atau yang menolak hadir atau tidak merasa nyaman belajar di sekolah-sekolah pada umumnya.“

Dia mengatakan bahwa NESA memberi sedikit waktu kepada staf untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam melakukan inspeksi dan menanggapi laporan tersebut minggu depan.

NESA memeriksa kampus Eagle Arts beberapa kali tahun ini, terakhir di bulan Oktober, dan mengirim laporan tersebut ke sekolah minggu lalu.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara NESA mengatakan bahwa persyaratan pendaftaran sebagai sekolah non-pemerintah telah dipublikasikan dengan baik, dan bahwa panitia akan mempertimbangkan tanggapan Eagle Arts terhadap laporan tersebut.

Kekhawatiran tentang keterlibatan mahasiswa, kesejahteraan

Eagle Arts and Vocational College
NESA mengatakan pihaknya menemukan ketidakpatuhan di Eagle Arts di sektor staf, kurikulum dan perlindungan anak.

ABC News: Sofie Wainwright

Laporan NESA mengatakan bahwa ini adalah bentuk "keprihatinan yang serius" bahwa tidak ada siswa yang hadir sama sekali dalam inspeksi yang dilakukan ke kampus sekolah tersebut.

Dikatakan bahwa tidak ada bukti yang memuaskan yang diberikan untuk mendukung klaim ucapan para staf bahwa para siswa sedang berada di kolam renang setempat atau sedang melakukan kunjungan.

"Para penyelidik khawatir bahwa sekolah tersebut mungkin tidak mematuhi persyaratan pendaftaran untuk menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung berkenaan dengan kesejahteraan siswa," tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa sekolah tersebut tidak memberikan bukti bahwa mereka melatih stafnya tahun ini sehubungan dengan perlindungan anak.

Laporan itu juga mendapati bahwa sekolah tersebut tidak menunjukkan kalau staf pengajarnya memiliki kemampuan untuk menyampaikan kurikulum dan mencatat bahwa kampus Broken Hill kekurangan tenaga.

Laporan tersebut mengatakan bahwa sekolah tersebut tidak menindaklanjuti dampak dari staf yang harus melakukan perjalanan dari pantai timur ke Broken Hill untuk mengisi kekurangan staf, atau bagaimana masalah ini akan dikelola.

Dikatakan tingkat kehadiran siswa di semua kampus sebesar 56 persen juga menyebabkan "keprihatinan yang signifikan tentang keterlibatan siswa dalam belajar".

NESA tidak puas karena sampel atau program kerja siswa memenuhi persyaratan kurikulum wajib, seperti yang disebut "kru kerja" di Broken Hill dimana siswa laki-laki menghabiskan waktu hingga 12 jam seminggu untuk memperbaiki mesin pemotong rumput tua pada hari-hari non-sekolah.

Sebuah pernyataan keliru, kata kepala sekolah

Eagle Arts and Vocational College
Ny McIntosh mengatakan pemerintah NSW harus memahami dan mendukung kebutuhan sekolah-sekolah alternatif.

ABC News: Sofie Wainwright

Gab McIntosh mengatakan bahwa dia tidak setuju nyaris dengan semua tuduhan itu dan memiliki bukti untuk membuktikan kalau NESA keliru.

"Ini adalah suatu kekeliruan yang luar biasa tentang apa yang terjadi dengan sekolah kami, karena semua dokumen ini kami miliki, mereka sengaja atau salah menafsirkannya," katanya.

"Atau itu bagian dari kampanye yang lebih besar untuk mengakhiri sekolah alternatif di negara bagian NSW."

Pada tahun 2015, Eagle Arts menerima hampir $ 715.000 dari dana dari pemerintah federal dan lebih dari $ 114.000 dalam bentuk bantuan dana dari pemerintah negara bagian.

Sejak tahun 2005, sebanyak 96 sekolah non-pemerintah atau swasta di NSW telah ditutup, sementara 116 sekolah non-pemerintah telah dibuka.

Pusat Pembelajaran ALESCO Far West, juga di Broken Hill, adalah satu-satunya sekolah non-pemerintah yang tutup di NSW tahun ini.

Gab McIntosh mengatakan bahwa pemerintah negara bagian harus memahami kebutuhan akan sekolah alternatif seperti Eagle Arts.

"Keterampilan seperti belajar memperbaiki mesin pemotong rumput dapat digunakan untuk kelangsungan hidup siswa. Ada pekerjaan dalam memperbaiki mesin pemotong rumput," kata McIntosh.

"Jika Anda hanyalah orang rata-rata dengan anak kecil yang sedang berjuang, Anda bisa mendapatkan nilai dari semua ini."

Anggota parlemen NSW minta kepala sekolah kooperatif

Eagle Arts and Vocational College
Anggota untuk Barwon, Kevin Humphries menyangkal pemerintah NSW memiliki agenda untuk menutup sekolah alternatif.

ABC News: Sofie Wainwright

Sekolah Eagle Arts yang berlokasi di Broken Hill berada di wilayah pemilihan Barwon, dan anggota parlemen setempat Kevin Humphries mengatakan bahwa dia telah membaca laporan tersebut, dan berbicara dengan Gab McIntosh, staf dan pejabat lainnya dari departemen pendidikan NSW.

Kevin Humphries mengatakan Eagle Arts memiliki niat baik untuk membantu siswa namun perlu memenuhi persyaratan.

"Dalam hal pemerintahan dan administrasi, ada beberapa kesenjangan di sana untuk beberapa waktu yang menyebabkan perhatian serius terhadap NESA," kata Humphries.

"Saran saya kepada kepala sekolah adalah bekerja sama dengan NESA," katanya.

Kevin Humphries mengatakan bahwa dia memiliki kepercayaan pada NESA, dan menyangkal bahwa Pemerintah Negara Bagian memiliki agenda untuk menutup sekolah alternatif.

"Jika ada keinginan alternatif untuk mengoperasikan sebuah kampus yang sedikit alternatif dari sekolah kebanyakan (mainstream) maka perlu dipikirkan dengan matang."

Dia mengatakan jika Eagle Arts tidak ditutup di Broken Hill, dia akan bekerja sama dengan masyarakat untuk mencoba dan menemukan pengaturan bagi siswa di sekolah ini agar dapat untuk melanjutkan pendidikan.

simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/sekolah-alternatif-terancam-ditutup/9159838
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement