REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah perusahaan teknologi bersih lingkungan ‘Bio-Bean’ mengumumkan minyak biji kopi kini akan digunakan dalam pengoperasian beberapa bus di London.
Dalam pernyataan bersama antara Royal Dutch Shell dan Bio-Bean, perusahaan itu telah bermitra dengan Shell dan Argent Energy untuk menciptakan biofuel baru, yang mengandung sebagian minyak kopi, untuk rantai pasokan bahan bakar bus di London - dimana minyak itu bisa digunakan tanpa memerlukan modifikasi.
"Ini adalah contoh bagus tentang apa yang bisa dilakukan saat kita mulai memikirkan kembali limbah sebagai sumber daya yang belum dimanfaatkan," kata pendiri Bio-Bean, Arthur Kay.
Tim itu, sejauh ini, telah menghasilkan minyak kopi dalam jumlah cukup untuk menggerakkan satu bus selama setahun.
Lembaga ‘Transportation for London’ mengatakan, pihaknya telah beralih ke biofuel untuk membatasi emisi karbon, menguji coba bahan bakar yang dibuat dengan minyak goreng bekas dari industri katering.
"Biofuel adalah penggunaan limbah yang cerdas dan mengurangi emisi CO2 -dan bisa memberi jalan untuk memberi daya pada kota kita secara bersih di masa depan," kata Bio-Bean di halaman Instagram-nya.
Bagaimana cara kerjanya?
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa rata-rata orang London minum 2,3 cangkir kopi sehari, menghasilkan lebih dari 200.000 ton limbah per tahun.
Pihaknya mengumpulkan limbah dari kedai kopi, kantor dan pabrik, menghemat 6,8 ton emisi CO2 untuk setiap ton yang didaur ulang. Biji tersebut kemudian dikeringkan dan diproses untuk mengekstrak minyak kopi, yang kemudian dicampur dengan lemak dan minyak lainnya untuk menciptakan komponen bio 20 persen.
Komponen bio tersebut kemudian dicampur dengan diesel mineral untuk membuat biofuel B20, kata Shell. Biofuel, tanpa modifikasi, kemudian ditempatkan langsung ke sejumlah bus terpilih di London.
Peluncuran biofuel baru ini muncul setelah adanya laporan dari lembaga ‘Fairtrade Australia & New Zealand’ tentang risiko iklim terhadap kopi, yang menemukan bahwa total area yang sesuai untuk menanam kopi akan berkurang setengah pada tahun 2050, jika pemanasan global tidak terkendali.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.