REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para pengemudi taksi resmi dan mobil sewaan di Melbourne sekarang berbicara dengan kantor pengacara untuk menyelidiki kemungkinan menggugat perusahaan Uber dan mendapat kompensasi dari mereka.
Alasan dari para pengemudi taksi adalah Uber telah menghancurkan kehidupan mereka. Para pengemudi taksi yang tergabung dalam Victorian Hire Car Association telah meminta kepada kantor pengacara Maurice Blackburn mengenai kemungkinan melakukan class action mewakili 6 ribu pengemudi taksi yang terpengaruh karena masuknya Uber ke dalam pasar pertaksian di negara bagian Victoria.
"Uber tahu bahwa mereka sengaja masuk ke pasar Victoria untuk merusak pasarnya." kata Ben Slade pengacara utama di Maurice Blackburn dalam masalah class action.
"Kami tidak mempermasalahkan hal tersebut. Yang kami permasalahkan adalah kalau anda berusaha melanggar aturan dan anda berkomplot dengan orang lain untuk melanggar aturan sehingga menyebabkan kerugian keuangan terhadap yang lainnya maka yang menderita kerugian harus mendapat kompensasi."
Masalah utama yang akan digugat dalam class action ini adalah tuduhan bahwa Uber 'berkomplot untuk mencederai' para pengemudi. "Pendapat kami adalah bahwa Uber seharusnya mengikuti peraturan yang sama yang sudah diberlakukan bagi para pengemudi taksi dan pengemudi mobil sewaan.' kata Slade.
"Uber tidak mengindahkan masalah tersebut dan terus beroperasi tanpa perduli, dan menganjurkan para pengemudi Uber untuk tidak mengindahkan hukum yang berlaku."
Pengemudi taksi diminta mendaftar
Rencana melakukan class action tersebut didukung oleh kelompok lobi bernama Victorian Taxi & Hire Car Families, yang beranggotakan keluarga para pengemudi taksi. "Kami akan meminta anggota kami untuk mendaftar bila mereka berminat menjadi bagian dari class action." kata presidennya Sandy Spanos.
Spanos memperkirakan para pengemudi taksi resmi di Victoria telah kehilangan pendapatan ratusan juta dolar sejak Uber beroperasi. "Uber sadar betul mereka beroperasi secara ilegal dan mereka memutuskan tidak mengindahkan hukim sama sekali."
"Putaran hukum berjalan lambat, tetapi keadilan akan ditegakkan." katanya.
Seorang juru bicara Uber mengatakan perusahaan itu percaya dengan posisi mereka.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini