Senin 27 Nov 2017 02:30 WIB

Polisi Swedia Lari Sore untuk Tingkatkan Rasa Aman Warga

Rep: Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Polisi menjaga masjid di Uppsala, Swedia.
Foto: EPA
Polisi menjaga masjid di Uppsala, Swedia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi di Swedia meluncurkan program berlari di sore hari. Selain bermanfaat bagi kesehatan, tindakan ini dilakukan untuk membuat warga merasa aman.

Cerita ini berawal dari pengumuman polisi di Oskarshamn pada awal November. Pihak kepolisian mengatakan akan ikut berlari bersama warga untuk meningkatkan rasa aman di kota itu.

Ide ini kemudian ditulis oleh media lokal stra Smland Nyheterna pada 9 November. Polisi ingin menciptakan raga aman bagi para pelari yang ingin berolah raga di sore dan malam hari.

"Kami sudah beberapa kali mendengar bahwa para perempuan merasa tidak aman ketika mereka keluar pada malam hari," kata Inspektur Polisi Peter Karlsson kepada stra Smland Nyheterna dikutip dari thelocal.

Peter menambahkan, ada juga beberapa laporan tindak kejahatan yang masuk ke kantor polisi. Jumlah kejadian itu tidak terlalu banyak. Namun, kabar itu memengaruhi masyarakat dan membuat mereka takut keluar di malam hari.

Polisi memulai langkah ini dengan seminggu masa percobaan. Tiga polisi berlari di malam hari selama periode ini. Para polisi tetap dilengkapi dengan peralatan standar. Mereka tetap membawa pentungan dan borgol sembari berlari.

Kisah ini menjadi perbincangan dunia saat saat seorang politisi Inggris, Nigel Farage, membicarakannya di sebuah stasiun radio LBC.

"Di kota Oskarshamn, Swedia, para pelari yang keluar di malam hari akan ditemani oleh polisi bersenjata," kata dia.

Nigel memuji tindakan polisi tersebut. Namun, media AS Breitbart menuliskan kisah ini dan menyatakannya sebagai bukti bahwa Swedia tidak aman.

Selain Farage, seorang politisi Italia Lega Nord juga mencuri kesempatan untuk berkomentar. "Ini sedikit harga yang harus dibayar untuk multikurturalisme," kata dia.

Inspektur polisi di Kalmar Utara yang juga mencakup wilayah Oskarshamn, Pleijel, sangat menyayangkan pemberitaan media tersebut. Ia menegaskan bahwa tak ada tujuan lain selain membuat seluruh warga merasa aman.

"Saya tidak tahu harus tertawa atau menangis. Sayangnya, selalu ada orang-orang yang menginterpretasi sesuatu sesuai dengan agenda mereka sendiri," kata Pleijel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement