REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pekerja salon, Brooke Richardson, tengah berkendara menuju tempat kerjanya di tahun 2012 ketika ia mengirimkan pesan teks ke seorang kliennya yang berbunyi: "Apakah anda masih akan datang hari ini?."
Pengemudi berusia 20 tahun ini akhirnya tak pernah sampai ke tempat kerjanya, ia tewas setelah mobilnya menabrak sebuah pohon di Cobram, negara bagian Victoria, dekat perbatasan New South Wales (NSW).
Kala itu, Brooke ber-SMS sambil memacu kendaraannya di kecepatan 100 km/jam.
Ibu Brooke, Vicki Richardson, berharap agar cerita yang ia bagikan tentang pengalaman putrinya mengirim sms terakhir sebelum terbunuh atau mengalami kecelakaan berkendara akan membuat orang lainnya berhenti bermain ponsel sambil mengemudi, selamanya.
"Orang bilang, jangan melihat kejadian begitu saja," ujarnya.
"Saya rasa mereka hanya melihat kebutuhan saat itu, kelegaan sesaat."
"Jangan membuat orang tua anda harus melakukan apa yang saya alami," tambahnya.
Vicki mendirikan yayasan 'Dont't text-n-drive' (Jangan kirim SMS sambil mengemudi) setelah kematian Brooke, dan menginginkan sesuatu yang nyata seperti rasa kehilangannya benar-benar dipahami oleh anak-anak muda.
Ia juga mendukung kampanye terbaru Pemerintah NSW yang menekankan bahaya ber-sms sambil mengemudi, dengan menggunakan contoh-contoh pesan terakhir yang dikirimkan orang untuk menunjukkan betapa pesan sepele seperti "mau ayam untuk makan malam?" bisa merugikan mereka.
"Begitu mengkhawatirkan melihat kaum muda masih ber-sms sambil mengemudi bahkan di kota kecil kami setelah kematian Brooke," ujar Vicki.
Ia mengatakan, setahun sebelum kematian putrinya, seorang teman Brooke sempat mengungkapkan pengalamannya ber-SMS sambil mengemudi dan itu diakui sang teman sungguh berbahaya.
"Saya berbicara dengannya dan memintanya untuk berhenti. Saya rasa ia berhenti untuk sementara, tapi godaannya begitu besar dan terasa lebih besar ketimbang realita tentang apa yang sebenarnya bisa terjadi," ujar Vicki.
Gangguan ponsel begitu besar di antara anak muda
Pemerintah NSW dan Pusat Keselamatan Jalan NSW mengatakan, gangguan ponsel adalah masalah nyata, dengan hampir 39.000 orang diperkarakan secara hukum tahun lalu karena menggunakan ponsel mereka sambil mengemudi.
Menteri Perhubungan NSW, Melinda Pavey, mengatakan, kaum muda adalah pelanggar yang terburuk.
"Warga berusia antara 25 dan 34 tahun adalah pelanggar terburuk untuk urusan ponsel, dengan 13.790 orang dari kelompok itu diperkarakan tahun lalu dengan tuduhan melanggar hukum berponsel di negara bagian ini," jelasnya.
"Orang berusia 65 tahun dan di atasnya memiliki tingkat pelanggaran paling rendah, sementara mereka yang berusia 18-20 tahun memiliki tingkat pelanggaran terendah kedua dengan jumlah pelanggar yang diperkarakan tahun lalu sebanyak 1097 orang."
Pavey mengatakan, inisiatif terbaru adalah kelanjutan dari kampanye bertajuk 'Get Your Hand Off It' (lepaskan tangan anda dari benda itu) yang diluncurkan tahun 2013.
Vicki berujar, ia ingin mencegah orang tua lainnya mengalami apa yang harus ia lalui.
"Sejujurnya saya pikir, makin banyak pendidikan yang kita berikan di luar sana itu makin baik, kita perlu merangkul anak-anak muda dalam pesan itu, seperti halnya yang dilakukan kampanye 'Don't Drink and Drive' (jangan minum alkohol lalu mengemudi) dan kampanye anti-ngebut."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.