REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Seorang peternak lebah di Ujung Utara Australia mengatakan, ratusan ribu lebah miliknya yang terdapat di 120 sarang mati setelah diracuni, dengan kerugian yang ditanggungnya mencapai 70 ribu dolar AS atau sekitar Rp 718 juta.
Sarang-sarang lebah itu berjarak sekitar 15 kilometer ke arah barat Katherine, Kawasan Utara (NT) dan diyakini telah disemprot dengan insektisida pada Ahad (26/11) atau Senin (27/11).
Nathan Woods telah melapor ke Polisi NT tentang kematian lebah-lebahnya dan menawarkan hadiah 5.000 dolar AS (Rp 51 juta) bagi siapa saja yang memiliki informasi yang dapat memberikan petunjuk mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Dia mengatakan ada pemandangan "kehancuran total" saat dia memeriksa sarangnya pada Rabu (29/11) pagi. "Saya tiba dan melihat pembantaian ini, lebah mati di mana-mana," kata Woods.
"Saya membuka sarangnya dan jelas mereka telah diracuni karena semua lebah mati di dalam maupun di luar.”
"Satu-satunya cara hal itu bisa terjadi adalah seseorang menyemprotkan sesuatu ke sarang lebah."
Nathan Woods mengatakan dirinya tidak hanya kehilangan ribuan lebah, tapi dia juga harus menghancurkan madu dan bingkai-bingkai di dalam sarang yang disemprot.
"Kami akan membawa semua sarangnya ke rumah, menumpahkan seluruh bingkainya dan membakarnya, bersama dengan semua madu di dalamnya karena kami tidak dapat menggunakannya," katanya.
"Kotak-kotaknya bisa kami selamatkan, kami bisa mencuci mereka, mensterilkan dan mengecatnya kembali, tapi bahan-bahan di dalamnya sama sekali tidak bisa diselamatkan.”
"Akan membutuhkan sedikit waktu untuk mengganti [lebah-lebah itu], karena kita selalu menghadapi kebakaran semak dan mencari cukup makanan untuk menernak lebah.”
"Untuk meminta seseorang datang dan melakukan ini pada 120 sarang, akan memakan waktu cukup lama untuk mengembalikan sarang itu dan biayanya cukup besar."
"Satu-satunya alasan yang bisa saya pahami adalah ini perbuatan vandalisme. Saya rasa, seseorang mengira perbuatan ini lucu,” katanya.
"Saya pernah mengalami kerusakan sarang lebah di masa lalu, pernah sarang lebah saya dibakar, ada beberapa yang dicuri, tapi saya belum pernah mendapati sarang lebah saya diracuni.”
Nathan Woods, yang mengelola sekitar 800 sarang, merupakan salah satu dari sedikit peternak lebah komersil di Ujung Utara Australia. Dia mengatakan hilangnya sebagian besar sarang lebahnya kemungkinan akan mempengaruhi industri semangka di dekatnya yang mengandalkan lebah untuk penyerbukan buah.
“Tidak banyaknya peternak lebah di sekitar kawasan ini dan ada cukup banyak semangka yang dibudidayakan di daerah itu, jadi pasti akan berpengaruh pada jumlah lebah yang bisa kami pelihara di peternakan," kata Woods.
Polisi NT mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan penyelidikan tentang peristiwa tersebut.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.