Sabtu 09 Dec 2017 13:56 WIB

Pemberontak Tewaskan 15 Pasukan Perdamaian di Kongo

 Antonio Guterres
Foto: Reuters
Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, GOMA-- Terduga pemberontak Uganda menewaskan setidaknya 15 pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa Tanzania, melukai 53 lainnya dalam serangan di Kongo, Jumat (8/12). Serangan tersebut disebut oleh Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres dinilai sebagai serangan terburuk pada organisasi tersebut dalam sejarah baru-baru ini.

Presiden Tanzania John Magufuli mengatakan dirinya terkejut dan sedih oleh kematian yang terjadi di tengah meningkatnya kekerasan terhadap warga sipil, tentara dan pasukan PBB di perbatasan timur Republik Demokratik Kongo.

Sekjen PBB mengatakan serangan tersebut merupakan kejahatan perang dan meminta pihak berwenang Kongo untuk menyelidiki dan cepat menyeret pelaku ke pengadilan.

"Saya ingin mengungkapkan kemarahan dan kesedihan saya pada serangan semalam," demikian Guterres kepada wartawan di markas PBB di New York. "Tidak boleh ada pengampunan untuk serangan semacam itu, di sini atau di tempat lain," tegasnya.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengutuk serangan pada Jumat tersebut dan mengadakan momen mengheningkan cipta untuk para korban.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert menulis di Twitter bahwa Amerika Serikat "terkejut dengan serangan mengerikan tersebut".

Pasukan PBB masih mencari tiga penjaga perdamaian yang hilang selama lebih dari tiga jam baku tembak yang terjadi pada petang Kamis malam, demikian Ian Sinclair, direktur Pusat Operasi dan Krisis PBB.

Pejabat PBB mengatakan mereka menduga militan dari Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) melakukan serangan di markas di kota Semuliki di wilayah Beni, Kivu Utara.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement