Sabtu 09 Dec 2017 18:19 WIB

Balas Serangan Roket, Israel Serang Situs Hamas

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ratna Puspita
Aparat polisi Israel mengamankan warga Palestina di 'Gerbang Damaskus' Kompleks Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Palestina, Jumat (8/12)
Foto: Mahmoud Illean/AP
Aparat polisi Israel mengamankan warga Palestina di 'Gerbang Damaskus' Kompleks Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Palestina, Jumat (8/12)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Militer Israel menyerang lokasi senjata Hamas pada Sabtu (9/12) pagi. Sebuah rumah sakit di Gaza mendata dua orang tewas akibat serangan itu. 

Dengan demikian, total korban tewas sebanyak empat orang sejak adanya demonstrasi penolakan klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dilansir dari BBC News pada Sabtu (9/12), Gaza menembakan tiga roket ke Israel pada Jumat (8/12) malam. 

Ketegangan Israel-Palestina meningkat sejak Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Keputusan yang diumumkan pada Rabu (6/12) malam berbanding terbalik dengan sikap netral AS selama ini.

Israel selalu menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya. Sementara Palestina merasa Yerusalem Timur, yang diduduki Israel sejak 1967, sebagai ibukota Palestina mendatang.

BBC News merangkum perkembangan Israel-Palestina setelah pengumuman tersebut. Angkatan Udara Israel menargetkan sejumlah serangan di situs Hamas pada Jumat. 

Eskalasi serangan terjadi pada Sabtu dini hari. Serangan Israel juga menargetkan lokasi pembuatan senjata, gudang senjata, dan kompleks militer.

Rumah sakit Shifa di Gaza mendata, dua orang Palestina tewas di bawah reruntuhan sebuah situs militer Hamas. Situs itu runtuh akibat bom pesawat-pesawat Israel.

Dalam waktu 24 jam, sebanyak empat orang tewas dan 160 orang terluka. Dua korban tewas lainnya, terjadi saat pasukan Israel menembaki kerumunan orang di Gaza dalam bentrokan pada Jumat.

Terkait tiga roket yang ditembakkan ke Israel, militer Israel mengatakan menghentikan roket dengan sistem pertahanan Besi Dome. Media Israel tak memberikatan adanya korban jiwa atas serangan itu.

Sebelumnya pada Jumat, seorang pemimpin senior Hamas Fathi Hammad mengatakan setiap orang yang ingin memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem adalah musuh orang-orang Palestina. 

Berbicara di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat, Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan, AS mengakui yang sudah jelas, Yerusalem adalah Ibu Kota Israel. Ia menyebut AS berkomitmen mencapai kesepakatan damai. Ia menuduh PBB bias karena mengatakan AS penyebab pusat permusuhan dunia pada Israel.

“Israel tidak akan pernah, dan tidak seharusnya, diintimidasi oleh PBB atau oleh kumpulan negara-negara yang telah membuktikan ketidakpedulian mereka terhadap keamanan Israel,” kata Haley.

Israel telah menempatkan batalyon tambahan ke Tepi Barat untuk mengantisipasi kekerasan setelah para pemimpin Palestina menyerukan demonstrasi usai shalat Jumat. Sedikitnya 217 warga Palestina terluka dalam konfrontasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Ribuan pemrotes pro Palestina mengadakan demonstrasi serupa, seperti di Yordania, Mesir, Irak, Turki, Tunisia, dan Iran. Pun unjuk rasa juga terjadi di Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Afghanistan, Kashmir yang dikelola India, dan Indonesia negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Yerusalem sangat penting bagi Israel dan Palestina. Sebab, salah satu kota tertua di dunia itu berisi situs suci untuk tiga agama monoteistik utama, Yahudi, Islam, dan Kristen. Israel menduduki sektor timur, yang sebelumnya diduduki oleh Yordania, sejak 1967. Namun, langkah itu tak pernah diakui dunia internasional.

Sekitar 330 ribu warga Palestina tinggal di Yerusalem Timur, bersama 200 ribu orang Yahudi Israel di belasan permukiman di daerah itu. Permukiman tersebut dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Menurut kesepakatan damai Israel-Palestina pada 1993, status terakhir Yerusalem dibahas dalam tahap terakhir perundingan damai. Putaran terakhir perundingan antara Israel dan Palestina pecah pada 2014. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement