REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Amy Perone menyebut putrinya Orly sebagai bayi ajaib.Pada usia kehamilan 24 pekan, Amy dilarikan ke rumah sakit dan tak lama ia melahirkan.
"Saya agak shock dan sangat takut akan apa yang terjadi," ujarnya.
Lahir 15 minggu terlalu dini, berat badan Orly hanya 654 gram. Amy hanya punya waktu sebentar untuk menatap bayi perempuannya sebelum ia dibawa pergi untuk mendapat perawatan.
"Pengalaman pertama kami di ruang bayi [rumah sakit] dan masuk untuk melihatnya di tabung inkubator adalah melihat orang tua lain di atas ranjang bayi menangis ... dan sepertinya tidak ada bayi di ranjang bayi itu," tutur Amy.
"Menyadari bahwa itu bisa jadi kenyataan kami juga sungguh sangat mengerikan.”
"Kami telah merencanakan untuk memiliki seorang anak dan kami membutuhkan waktu lima tahun untuk bisa mengandungnya sehingga pemikiran bahwa ia tidak akan bertahan terlalu merepotkan.”
"Kami hanya harus tetap fokus untuk menikmati masa itu. Ia hidup dan ia bersama kami saat itu juga."
Sejak awal, Amy diberitahu kelangsungan hidup Orly akan menjadi perjuangan sehari-hari, yang ia dokumentasikan dalam laman Facebook bernama “Orly's Journey”.
"Ketika ia dilahirkan, ia -untuk deskripsi yang lebih tepat, tampak seperti terong," kata Amy.
Orly menghabiskan 107 hari pertama hidupnya di rumah sakit dan, hampir setahun, ia baru saja berhenti membutuhkan oksigen tambahan. "Ini tentu bukan perjalanan yang mudah tapi kami sudah berusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Orly adalah inspirasi bagi kita semua," kata Amy.
Uji coba obat untuk atasi kelahiran prematur
Orly adalah satu dari 26 ribu bayi yang lahir prematur di Australia setiap tahunnya, yaitu sekitar 70 bayi setiap hari. Kelahiran prematur sedang meningkat dan merupakan pembunuh anak-anak di bawah usia lima tahun terbesar di dunia, terhitung tiga perempat dari semua kematian anak dalam bulan pertama kehidupan mereka.
Peneliti Universitas Adelaide telah memulai sebuah proyek penelitian baru yang bertujuan mencegah kelahiran prematur. Dipimpin oleh Profesor Sarah Robertson di Institut Penelitian Robinson, penelitian ini menyelidiki obat-obatan baru yang diharapkan bisa menekan pemicu kelahiran prematur.
Ini akan berfokus pada peradangan, sesuatu yang Profesor Robertson percaya adalah benang merah yang mendasari semua penyebab kelahiran prematur.
"Apakah penyebabnya adalah infeksi atau apakah itu pemicu lingkungan atau semacam luka pada plasenta, peradangan penting bagi semua itu," jelasnya.
"Jadi jika kami bisa menghentikan peradangan itu yang akan memberi kami strategi yang lebih baik untuk menunda atau bahkan mungkin suatu hari mencegah kelahiran prematur."
Uji coba pra-klinis telah dilakukan dan studi baru senilai 690.000 dolar AS (atau setara Rp 6,9 miliar) ini akan menguji obat-obatan di jaringan plasenta manusia dan melihat bagaimana mereka beroperasi untuk memblokir peradangan pada jaringan manusia.
"Kami telah mampu menunjukkan pada model pra-klinis kami bahwa mereka sangat efektif dalam mencegah kelahiran prematur dan yang terpenting keturunan dalam uji coba yang kami lakukan sangat sehat," kata Profesor Robertson.
Intervensi dini kunci pencegahan
Banyak penelitian telah dilakukan di bidang ini namun Universitas Adelaide mengatakan pekerjaan khusus ini penting karena menargetkan tahap awal komplikasi, alih-alih berfokus pada masalah selama persalinan. Walau mereka baru memulainya, para periset percaya bahwa di masa depan obat baru bisa digunakan bersamaan dengan pendekatan saat ini, termasuk antibiotik.
"Apa yang kami lakukan adalah melihat penyebab yang mendasari dan melakukan intervensi pada tahap yang lebih awal untuk mencegah pengaktifan jalur kelahiran prematur itu," kata Profesor Robertson.
"Semua pendekatan saat ini menangani pengaktifan proses persalinan. Kami harus mulai jauh lebih awal dalam proses ini dan benar-benar mengatasi kejadian mendasar yang memicu kelahiran."
Pada akhir penelitian selama tiga tahun ini, diharapkan akan ada bukti yang bisa membuat obat ini dikonsumsi ibu hamil.
Amy sangat mendukung upaya apapun yang bisa mencegah orang lain menjalani apa yang dialami keluarganya. "Apa pun yang bisa mengurangi beban kecemasan dan stres dan perhatian adalah investasi yang layak," sebutnya.
"Fakta bahwa hal itu berpotensi menunda atau mencegah kelahiran prematur sungguh tak ternilai harganya."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.