REPUBLIKA.CO.ID, ALICE SPRINGS -- Suasana penuh kegembiraan terpancar di Pusat Pembelajaran Fleksibel St Joseph di Alice Springs, Kawasan Teritori Utara, Australia.Siswa-siswa dengan jumlah yang mencetak rekor sedang mempersiapkan diri untuk lulus dari Kelas 11 dan 12.
Russell Enalanga adalah salah satunya. Dia melakukan perjalanan lebih dari 30 kilometer setiap hari untuk menghadiri kelas di pusat Pendidikan fleksibel itu. Dia juga menjadi orang pertama di keluarganya yang berhasil menyelesaikan pendidikan tahun ke 11.
"Orang tua saya akan bangga, saudara kandung saya tentu juga akan bangga," katanya.
"Para guru sangat mendorong, mereka banyak sekali membantu Anda, membantu Anda mempersiapkan masa depan, mendorong Anda menyelesaikan suatu pekerjaan."
Untuk merayakan pencapaian mereka, sekolah tersebut mengadakan perayaan kelulusan resmi pertama mereka. Salah seorang guru, Katherine Harris mengatakan hampir setiap siswa di sekolah tersebut adalah penduduk aborigin.
"Ini adalah cara agar kami untuk dapat merayakan keberhasilan kelas senior kami selama tahun ini, ini adalah yang pertama yang pernah kami alami dan saat-saat yang sangat menggairahkan," katanya.
"Mereka adalah beberapa siswa paling kurang beruntung di Alice Springs, mereka harus menghadapi kemiskinan, tunawisma, penyalahgunaan narkoba dan dalam beberapa kasus kekerasan dalam rumah tangga."
Sekolah mengapresiasi keberhasilan para siswa ini pada serangkaian prinsip yang mendasari filosofi pengajaran mereka. "Kejujuran, rasa hormat, partisipasi, dan keamanan sangat penting," kata Katherine Harris.
"Kami juga beroperasi dengan membangun 'kesamaan' dengan para siswa, semua orang sama dan setiap orang memiliki pendapat, kami menggunakan negosiasi untuk menavigasi jalur belajar kami.
"Dengan memperlakukan mereka sama, mereka memiliki kesempatan untuk menumbuhkan harga diri mereka."
Sekolah ini tidak membebani para siswanya dengan biaya apa pun untuk mereka tampil istimewa dengan riasan dan merasa spesial sehingga sekolah meminta bantuan masyarakat. "Seluruh masyarakat berkumpul dan mendukung kami dengan menyumbangkan pakaian, make up dan waktu mereka," kata Katherine Harris.
Dari 110 siswa sekolah tersebut, sekitar setengahnya adalah warga senior dan sekitar 20 orang menghadiri acara formal sekolah itu yang diselenggarakan Sabtu (16/12/2017) malam.
Mereka merayakan berbagai pencapaian, termasuk mendapatkan izin mengemudi mobil, meraih penghargaan Duke of Edinburgh dan menyelesaikan sertifikat perhotelan mereka. Sophie Williams mengatakan sekolah yang diikutinya sangat luar biasa.
"Saya suka karena saya bisa bergaul dengan saudara laki-laki saya, dan gurunya mengagumkan," katanya.
"Semua orang sangat senang dengan perayaan kelulusan pertama ini, begitu saya mendengar acara ini saya sangat bersemangat.
"Sekarang saya tidak sabar untuk menari di lantai dansa."
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.