Rabu 13 Dec 2017 11:57 WIB

Alumni Australia Latih Mantan TKW di Indramayu

Alumni Curtin University di Perth, Rosita Tandos, menggelar kegiatan pelatihan berkelanjutan untuk para TKW di Indramayu.
Foto: ABC
Alumni Curtin University di Perth, Rosita Tandos, menggelar kegiatan pelatihan berkelanjutan untuk para TKW di Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sejumlah purna buruh migran perempuan atau dikenal dengan istilah TKW terlibat aktif mengikuti pelatihan Community Economic Development (CED) Project yang digelar di Desa Bondan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

CED Project ini memberikan pelatihan enterpreneursip (kewirausahaan) yaitu membuat produk bisnis, dan menyalurkan bantuan simpan-pinjam (microcredits) agar peserta pelatihan dapat memulai atau mengembangkan bisnis mereka.

Untuk Periode 2017-2018, CED Project juga membuka Training of Trainer untuk sekolah batik, dan Center for Training dan Bisnis yang memberikan pelatihan tambahan berupa membatik dan jahit-menjahit.

Pelatihan keterampilan yang telah diberikan beraneka ragam, seperti pembuatan cemilan traditional, kue-kue yang laku di pasaran, membuat susu dan yogurt, coklat dan manisan manga, tempe, bakso, dan lainnya.

Ketua CED Project Rosita Tandos berharap peserta program training skills ini bisa terinspirasi, memanfaatkan ilmu yang didapatkan, dan lebih termotivasi dalam berbisnis dan saling mendukung satu sama lain.

latihan.jpg
Pelatihan membatik bagi para TKW di Indramayu.

(Foto: Kiriman/Rosita Tandos)

Salah satu peserta bernama Suniri, mengungkapkan bahwa dengan mengikuti program training dan simpan pinjam, dia dapat mengembangkan usaha ternak ayam bersama suaminya serta bisa membantu teman-temannya dengan menyiapakn bibit anak ayam.

Bahkan saat ini Suniri dapat memiliki bisnis online yang dia kerjakan sendiri. "Saya merasa CED Project berdampak positif dilihat dari kegiatan ibu-ibu TKW yang biasanya nge-gosip dari rumah ke rumah sekarang punya kegiatan bermanfaat termasuk menjadi pedagang kaki lima," katanya.

"Kami tetap dapat membantu suami, bahkan sekarang saya sudah bisa memiliki bisnis sendiri," tambah Suniri.

Rosita Tandos, alumni program master bidang Community Development dari Curtin University di Perth, Australia Barat, menjelaskan kegiatan ini akan terus berlangsung dengan menekankan partisipasi penuh para mantan TKW. Mereka ini, jelas Rosita, terdiri atas TKW yang telah memutuskan berhenti atau masih menunggu panggilan kerja bekerja ke luar negeri.

Rosita menambahkan CED Project bertujuan untuk meningkatkan leadership, motivasi, kesuksesan dan tanggungjawab kolektif agar para mantan TKW dapat terus berpartisipasi bagi kehidupan keluarga mereka

fotorosita.jpg
Para peserta dan penyelenggara pelatihan keterampilan di Indramayu yang digelar alumni Australia melalui Australia Awards Indonesia.

(Foto: Kiriman/Rosita Tandos)

"Adapun modal yang diberikan harus digunakan untuk membuka atau mengembangkan bisnis," katanya.

"CED Project menekankan partisipasi perempuan dan masyarakat lokal dalam mendisain, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan program ini," tuturnya.

Dalam kegiatan putaran ke-7 CEDP yang berlangsung pada 24-26 September 2017 lalu misalnya, juga disertai dengan membagikan simpan-pinjam (microcredits), di samping terdapat program tambahan berupa "Rumah Belajar" dan perpustakaan bagi warga setempat.

Menurut Rosita, CEC Project disponsori Australia Awards Indonesia (2015-2018), dan untuk program tambahan bekerjasama dengan Balqis Foundation. Program-program ini, katanya, secara keseluruhan dapat berkelanjutan dan menyasar seluruh kelompok dari purna TKW, keluarga dan masyarakat.

"Peserta diharapkan dapat meraih kesuksesan dalam usaha, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk yang lain," ujar Rosita.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/alumni-australia-latih-para-tkw-di-indramayu/9249414
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement