REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Di seluruh Australia di pertengahan Desember setiap tahun, ratusan ribu siswa sekolah menengah akan menunggu dengan cemas hasil ujian akhir mereka di kelas 12. Hasil yang dikenal dengan ATAR itu akan digunakan untuk syarat masuk ke perguruan tinggi.
Di masing-masing negara bagian, nama yang digunakan untuk menyebut nilai kelulusan itu berbeda-beda. Di negara bagian New South Wales disebut HSC (High School Certificate), sementara di negara bagian Victoria disebut VCE (Victorian Certificate of Education), dan di Australia Selatan disebut SACE (South Australian Certificate of Education).
Setiap tahun juga, di negara bagian New South Wales, 120 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi di masing-masing mata pelajaran yang diujikan akan mendapatkan penghargaan. Ada 114 mata pelajaran yang bisa diikuti oleh siswa di sana.
Berikut adalah tiga siswa yang menduduki peringkat teratas dalam sebuah mata pelajaran HSC di negara bagian New South Wales (NSW).
Rebecca Rosenberg — ekonomi
Ujian akhir kelas 12 yang dijalani Rebecca Rosenberg ini jauh lebih sulit daripada yang dihadapi kebanyakan siswa lainnya. Pada awal kelas 12 ayahnya meninggal setelah lama berjuang melawan penyakitnya.
"Waktu itu merupakan saat yang sangat sulit bagi saya tapi saya harus bertahan melaluinya," katanya.
Dia tidak hanya berhasil melewati masa sulit itu, tapi ia juga mampu mengungguli perolehan nilai terbaik di NSW untuk bidang ekonomi dan sekarang targetnya adalah memiliki gelar ilmu ekonomi di UNSW.
Kabar kalau dia berhasil meraih peringkat teratas untuk nilai HSC di bidang ekonomi di seluruh NSW ini sangat mengejutkan siswi berusia 17 tahun tersebut. "Ketika saya mendapat telepon minggu lalu saya langsung menangis, itu benar-benar perasaan terbaik di dunia, saya tidak menyangka sama sekali."
Rebecca mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh ayahnya untuk mempelajari topik ini dan untuk melakukan yang terbaik. "Dia tidak pernah menyerah melalui kesehatannya yang buruk atau apa pun," katanya.
"Saya menggunakan teladannya yang benar-benar mengilhami saya untuk mencapai posisi pertama di bidang ekonomi dan tidak pernah menyerah apa pun yang terjadi."
Masih Ghasemi - Bahasa Persia
Pengungsi asal Iran, Masih Ghasemi juga mengalami masa ujian akhir yang sulit, mengingat dia baru saja pindah ke Australia sekitar setahun yang lalu. Masih yang merupakan seorang anggota kepercayaan Baha'I, mengatakan pendidikan dan pekerjaan menjadi sangat sulit di negara asalnya.
"Anggota-anggota dari sekte Baha’l ini menjadi sasaran diskriminasi agama, banyak prasangka berasal dari pemerintah Iran," katanya.
"Mereka banyak mengabaikan hak asasi manusia."
Masih mengatakan dirinya bersyukur atas kesempatan melanjutkan pendidikannya. "Sejak saya datang ke sini, saya merasa disambut oleh masyarakat Australia dan Pemerintah Australia, mengingat saya berasal dari tempat di mana keberadaan saya dianggap bid'ah," katanya.
"Saya dapat memiliki hak asasi manusia dasar saya, saya dapat memperoleh pendidikan yang layak, saya dapat melayani masyarakat sebaik kemampuan saya."
Pria berusia 18 tahun itu meraih hasil tertinggi dalam mata pelajaran Bahasa Persia dan itu tidak terlalu mengejutkan. "Sejujurnya, saya memang berharap bisa meraih hasil yang tinggi," katanya.
Tapi seperti semua siswa yang mengikuti ujian akhir sekolah menengah kelas 12 dia dengan cemas menunggu hasil akhir nilai itu pada Kamis dan Jumat.
"Sampai saya mendapatkan ATAR saya (nilai untuk masuk ke perguruan tinggi di Australia) yang sebenarnya, saya tidak sepenuhnya yakin apakah saya bahagia dengan apa yang telah saya lakukan."
Serena Gao - desain dan pengembangan perangkat lunak
Pada usia yang baru 16 tahun, Serena Gao akan menjadi salah satu siswa termuda di universitas saat dia memulai Pendidikan di perguruan tinggi tahun depan, dan bisa lulus meraih gelar dengan lama studi tiga tahun pada saat dia berusia 19 tahun.
Serena mengatakan dia "bersemangat dan agak terharu” mendengar dia berhasil meraih nilai tertinggi dalam mata pelajaran perancangan dan pengembangan perangkat lunak - sebuah subjek di mana sembilan dari 10 siswa yang mengikuti bidang ini adalah laki-laki. Dia ingin mengilhami gadis-gadis lain untuk mempelajari topik ini.
"Teknologi Informasi (TI) adalah masa depan masyarakat, perangkat lunak akan menjadi bidang yang semakin relevan, jadi jika Anda tertarik, saya akan mengatakan mari bergabung dengan saya," katanya.
Ibunya Christine Gao mengatakan Serena sepenuhnya memotivasi diri sendiri untuk menjalani bidang studi HSC-nya. Ia mengaku sangat bangga tapi mengingatkan putrinya bahwa "kesuksesan diukur dalam jangka panjang. Ini baru permulaan".
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.