Jumat 22 Dec 2017 09:09 WIB

Feri Terbalik di Filipina Tewaskan Empat Orang

Sebuah kapal feri terbalik
Foto: pinterest
Sebuah kapal feri terbalik

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Empat orang tewas ketika satu feri yang membawa 251 penumpang tenggelam di Provinsi Quezon dalam gelombang tinggi pada Kamis (21/12).

Administratur Rumah Sakit Kabupaten Claro M Recto di Infanta, Quezon, mengatakan empat orang meninggal, tiga lelaki dan satu perempuan, dan sedikitnya 11 penyintas dibawa ke rumah sakit.

Seorang pejabat departemen bencana mengatakan tak kurang dari 175 orang telah diselamatkan, sementara 40 orang masih dinyatakan hilang. Namun pejabat tersebut mengatakan sebagian penumpang yang diselamatkan tidak terdaftar di dalam manifesto, kondisi yang menunjukkan kapal itu mungkin membawa lebih banyak penumpang.

Juru Bicara Penjaga Pantai Filipina (PCG) Armand Balilo mengatakan kepada wartawan PCG menerima laporan sebagian penumpang tewas-tenggelam tapi mereka harus mengonfirmasi laporan tersebut.

"Kami mendengar laporan ada korban jiwa tapi kami masih mengabsahkannya," kata Balilo, yang menambahkan PCG masih menunggu laporan resmi dari personelnya di lapangan.

"Operasi pencarian dan pertolongan sedang berlangsung," kata Balilo. Ia menyatakan tiga perahu penyelamat sedang dalam perjalanan ke lokasi kecelakaan, sekitara delapan sampai sembilan mil dari garis pantai.

Ia mengatakan feri itu meninggalkan pelabuhan di Kota Kecil Real, Provinsi Quezon, sekitar pukul 09.00 waktu setempat (08.00, WIB), dan sedang dalam perjalanan ke Polilo, satu pulau di wilayah timur-laut kepulauan Filipina yang dipisahkan dari Pulau Luzon oleh Selata Polilo.

Balilo mengatakan mereka berusaha memastikan penyebab kecelakaan tersebut. Namun, ia mengatakan kecelakaan itu mungkin disebabkan oleh cuaca buruk.

Ia menyatakan feri tersebut, satu kapal cepat, memiliki kapasitas untuk membawa 286 penumpang. Ia mengatakan, PCG akan melakukan penyelidikan mengenai kecelakaan itu untuk mengetahui penyebab tenggelamnya feri tersebut.

Seorang penyintas yang bernama Donel Jade Mendiola mengatakan kepada media lokal bahwa feri itu menghadapi gelombang tinggi satu jam setelah meninggalkan pelabuhan. Kapal tersebut tak terkendali akibat angin kencang dan gelombang tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement