Senin 25 Dec 2017 23:46 WIB

Sopir Taksi Khusus Wanita di Pakistan Abaikan Pelecehan

Seorang sopir Paxi, taksi khusus perempuan di Karachi, Pakistan, berpose bersama mobilnya.
Foto: EPA/SHAHZAIB AKBER
Seorang sopir Paxi, taksi khusus perempuan di Karachi, Pakistan, berpose bersama mobilnya.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Meski mendapat siulan, panggilan menggoda dan ucapan vulgar, supir taksi wanita Karachi bertekad untuk mengantar para wanita dengan aman - dari rumah ke kantor, ke perguruan tinggi dan bahkan sampai pesta pernikahan larut malam. Mereka mengendarai taksi merah muda yang disebut Paxi, khusus untuk mengantar penumpan wanita.

Sejak Maret, wanita di pusat komersial Pakistan telah dapat memanggil Paxi melalui telepon, aplikasi atau hanya dengan memberi tanda di jalan. Pengemudi wanita mengatakan bahwa mereka menghadapi pelecehan dari pengguna jalan lainnya, namun akan tetap mempertahankan layanannya.

"(Pelecehan) yang KAMI  hadapi adalah bahaya pekerjaan dari pekerjaan ini. Hal terbaik adalah mengabaikan orang seperti itu, mereka akan terbiasa berbagi jalan dengan kita!" ujar Shamina Bano, 43, ibu dari anak-anak dewasa dan salah satu pengemudi dengan taksi pertama yang memiliki layanan berdasarkan jenis kelamin.

Dengan mengenakan jilbab merah muda, Bano mengatakan bahwa dia meninggalkan pekerjaan sebelumnya sebagai sekretaris pribadi setelah atasannya mulai melakukan "tindakan yang tidak pantas".

"Bekerja di lingkungan yang semuanya wanita terasa jauh lebih nyaman, saya tidak perlu merasa was-was lagi," katanya.

Aplikasi tersebut meminta kepada calon pengendara jumlah penumpang dan jika ada pria yang menemani mereka. Jika pria berusia antara 12 dan 70 tahun, permintaan akan ditolak.

Mehreen Faizan, 28, juga seorang supir Paxi, awalnya mengajukan lamaran untuk layanan taksi lain. "Ketika saya tahu saya juga harus mengantar klien laki-laki, suami saya tidak begitu senang dengan hal itu. Dia kemudian menyarankan agar saya melamar di sini," katanya.

Berkendara di kota yang terik dengan 20 juta penduduk tersebut sering merupakan cobaan bagi wanita. Sebuah laporan oleh Pusat Sumber Daya Perkotaan Karachi menemukan, sebagian besar penumpang wanita mengalami beberapa bentuk pelecehan seksual saat menggunakan kendaraan umum.

Dan sebelum masa taksi merah muda, naik taksi di Karachi juga bisa tidak menyenangkan bagi para wanita di sana.

Mulai duduk pada mobil yang berantakan dan bau, dikemudikan oleh pengemudi yang tersesat, tetapi menolak menggunakan sistem pemosisi global, dilirik melalui kaca spion, hingga mengemudi terlalu cepat, terdapat daftar panjang keluhan yang dialami penumpang wanita terhadap supir taksi laki-laki

Meski begitu, pengemudi taksi wanita berhati-hati dan senang menerima arahan, menurut para pengguna yang sering menumpangi taksi merah muda tersebut.

"Taksi tersebut sangat meyakinkan dan nyaman," demikian Sobia Athar, dosen perguruan tinggi, yang sering menggunakan layanan tersebut meskipun harganya sedikit lebih mahal ketimbang taksi lainnya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement