Rabu 03 Jan 2018 13:59 WIB

80 Persen Wilayah Cina Terjangkau Jaringan Kereta Cepat

Pekerja berjalan di samping kereta cepat di pabrik kereta CRRC Guangdong, Jiangmen, Cina, Jumat (3/11).
Foto: Antara/M. Irfan Ilmie
Pekerja berjalan di samping kereta cepat di pabrik kereta CRRC Guangdong, Jiangmen, Cina, Jumat (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sekitar 80 persen wilayah Cina dengan luas mencapai 9,59 juta kilometer persegi atau hampir sembilan kali lipat luas wilayah daratan Indonesia akan tercakup jaringan rel kereta api berkecepatan tinggi hingga 2020.

Dua tahun mendatang Cina akan memiliki lintasan kereta api cepat sepanjang 30 ribu kilometer, agar 80 persen kota besar yang penduduknya lebih dari satu juta jiwa bisa terhubung, demikian laporan Radio Internasional China (CRI) yang dipantau di Beijing, Rabu (3/1).

Perusahaan Kereta Api Cina (CRC) mengatakan jaringan kereta api memiliki standar kualitas yang dilengkapi dengan peralatan canggih. Hingga akhir 2017 panjang lintasan kereta api di Cina telah mencapai 127 ribu kilometer, sepanjang 25 ribu kilometer di antaranya merupakan lintasan kereta cepat.

Lintasan kereta cepat yang bebas dari lintasan sebidang terpisah dari jalur kereta reguler. Demikian halnya dengan kereta bawah tanah atau subway/MRT yang juga terpisah.

Pada tahun ini, CRC menargetkan dapat mengangkut 3,25 miliar penumpang atau naik 6,9 persen dibandingkan tahun lalu dan 3,02 miliar ton barang. Pada tahun ini pula, Cina telah menghabiskan dana sekitar 732 miliar RMB (Rp 1.537 triliun) untuk pembangunan jaringan kereta api, demikian pernyataan General Manager CRC Lu Dongfu.

"Mulai 2013 hingga 2017, Cina telah mengeluarkan dana 3,9 triliun RMB untuk proyek perkeretaapian. Ini rekor karena investasi besar-besaran di jalur kereta api," ujarnya sebagaimana dikutip China Daily.

Selama periode tersebut, kata dia lagi, telah terbangun 29.400 kilometer jalur baru dan 15.700 kilometer atau setengahnya merupakan jalur kereta cepat. Pada 2017, Cina mengeluarkan dana 801 miliar RMB untuk pembangunan jalur kereta api.

Pada tahun itu pula dibuka dua jalur baru kereta cepat, yakni Baoji-Lanzhou dan Shijiazhuang-Jinan, menandai perkembangan signifikan jaringan kereta cepat dengan empat rute menghubungkan wilayah utara dan selatan serta empat rute timur-barat. Fuxing, kereta cepat generasi terbaru Cina yang mulai beroperasi pada jalur Beijing-Shanghai telah memiliki hak kekayaan intelektual.

Pada September kecepatan maksimum Fuxing telah disetel hingga 350 kilometer per jam. Kereta generasi sebelumnya yang telah beroperasi di Cina selama enam tahun berkecepatan maksimum 300 kilometer per jam. Kereta jenis terakhir ini nantinya akan melaju di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement