REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Silvano Jung menunjuk ke obyek logam berkerak kerang yang tergeletak di perairan dangkal. "Di sini kami melihat bangkai pesawat pengebom B-25. Anda bisa melihat dua mesin di sana dan saya akan berjalan ke arah sayapnya," kata arkeolog maritim ini, sambil berdiri di atas batu di tepi pantai Darwin.
Itu adalah tempat peristirahatan terakhir bagi N5-140, sebuah pesawat pengebom B-25 Mitchell, yang tadinya dalam perjalanan menuju pantai utara Timor Leste untuk misi pengintaian bersenjata selama Perang Dunia (PD) II. Namun sesaat setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Militer di Darwin pada 5 April 1943, pesawat tersebut jatuh, menewaskan dua tentara Australia dan tiga tentara Belanda yang ada di dalam pesawat.
Bangkai pesawat, yang terletak 800 meter di lepas pantai Nightcliff, itu hanya terlihat saat gelombang surut sangat rendah. Ketika air surut menjadi hanya setinggi 0,34 meter, maka hal itu memberi Jung kesempatan menyurvei bagian sejarah militer yang penting ini.
"Masih cukup terpelihara dengan baik. Jika Anda mengikis beberapa kerak kerang dan krustasea, aluminiumnya tampak seperti pesawat ini jatuh di sini kemarin," katanya.
Sudah 10 tahun sejak Jung terakhir mengunjungi situs tersebut, dan kali ini ia datang dengan membawa drone. "Ini memberi saya kesempatan mengambil foto udara dari situs ini yang berguna untuk memantaunya selama ini," katanya.
Ketika Jung mencatat lokasi bangkai pesawat, sebuah keluarga lokal yang tengah menjelajahi kolam batu saat air surut mendekatinya. Mereka tak menyadari pentingnya sejarah situs tersebut.
"Kami menemukan ini beberapa tahun yang lalu ketika kami hanya berjalan-jalan di terumbu karang saat air surut dan mengira itu adalah kapal. Dan baru setelah kami bertemu dengan kalian dan menyadari itu adalah pesawat pengebom tua," kata Simon Matthews saat kedua putranya yang masih muda melihatnya.
Pesawat pengebom B-25 Mitchell hanyalah salah satu dari sekian banyak rahasia yang terpendam, yang baru terungkap saat air surut sangat rendah di Pelabuhan Darwin. Ada kapal yang tenggelam saat Topan Tracy, sebuah kapal pukat yang tak mampu bertahan dari badai liar dan kapal terbang Catalina yang tenggelam selama Perang Dunia II, di antara banyak benda lainnya.
"Dan situs ini sangat penting sebagai bagian dari sejarah dan identitas kami," kata Jung.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.