REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penjualan buku terbaru mengenai Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjudul Fire and Fury mungkin akan berpengaruh setelah Wikileaks memuat isi buku tersebut cuma-cuma di internet. Buku yang ditulis Michael Wolff tersebut mulai dijual di Amerika Serikat Jumat lalu, dan di banyak toko buku langsung terjual habis dalam bilangan jam saja.
Presiden Trump sudah mengajukan gugatan terhadap pengarang buku tersebut dalam usaha menghilangkan kepercayaan tuduhan di dalam buku tersebut sebagai hal yang tidak benar. Trump juga berusaha meragukan pernyataan Wolff dia secara pribadi mewawancarai Presiden Trump sebelum bukunya terbit.
Sekarang dalam tindakan yang disebut tidak biasa, Wikileaks sudah memuat cicitan di Twitter sebuah tautan ke dokumen Google Drive yang tampaknya berisi seluruh isi buku, meskipun belum jelas apakah ini adalah versi final dari buku tersebut. Wikileaks tidak memberikan penjelasan mengenai tindakan tersebut.
Masih belum jelas apakah tindakan tersebut sengaja untuk mempengaruhi penjualan buku tersebut, ataukah hanya memberikan alternatif karena buku tersebut sudah habis terjual. Namun ini adalah untuk kali kedua Wikileaks tampaknya mendukung Presiden Trump.
Selama kampanye presiden di 2016, Wikileaks menerbitkan sejumlah email dari Hillary Clinton yang mempengaruhi kampanyenya untuk menjadi presiden Amerika Serikat ketika itu. Sementara itu, cicitan Presiden Trump mengenai buku tersebut tampaknya malah meningkatkan penjualan buku, paling tidak menurut beberapa orang yang membeli buku tersebut.
"Saya biasanya tidak suka membeli apa pun dengan harga sesuai pasar, namun saya membuat kekecualian dengan membeli buku ini karena Trump ingin menghentikan penerbitannya," kata seorang pembeli di amazon.com.
"Pada dasarnya, saya membeli buku ini karena kekesalan terhadap Trump. Mudah-mudahan pengarangnya menyumbangkan sebagian dari buku ini untuk gerakan memakzulkan Trump."
"Bacaan bagus. Mungkin sebenarnya saya tidak akan membaca kalau tidak ada saran Donald," tulis yang lain.
Delapan puluh lima orang yang menulis di amazon.com memberikan peringkat bintang lima untuk buku tersebut, meskipun media AS melaporkan Amazon juga menghapus banyak yang memberikan pendapat negatif.
Banyak pembeli tidak suka dengan buku tersebut
"Menghabiskan waktu saja membaca buku tidak masuk akal ini. Seharusnya saya membeli satu kotak coklat," tulis yang lain.
"Saya merasakan tulisannya sulit dibaca. Ada begitu banyak kesalahan tata bahasa, dan kalimat yang berulang-ulang. Siapkan kamus Anda. Dia tampaknya ingin dilihat pintar dengan menggunakan kata-kata wah. Saya sebenarnya berharap akan menjadi bacaan mengasyikkan, namun setelah bab pertama, saya mengirimkan kembali bukunya," kata yang lain.
Kesuksesan buku ini secara tidak sengaja membantu penjualan buku lain berjudul sama, termasuk Fire and Fury: the Allied Bombing of Germany, 1942-1945 yang terbit pada 2008. Pengarangnya Profesor Randall Hansen asal Toronto University di Kanada senang dengan kenaikan penjualan bukunya.
"Saya menduga-duga berapa halaman yang sudah dibaca orang sebelum mereka menyadari telah membaca buku yang salah," kata wartawan asal Berlin (Jerman) Markus Wierz.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini