REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepolisian Victoria, Australia membentuk satuan tugas (satgas) komunitas bersama dengan para pemimpin komunitas Afrika-Australia untuk mengatasi kejahatan pemuda. Kepala Kepolisian Victoria mengatakan tindakan itu dilakukan di tengah apa yang ia gambarkan sebagai peningkatan gangguan publik dan perilaku buruk.
Satgas tersebut akan bertemu untuk pertama kalinya pada Jumat (12/1) dan didukung para pemimpin senior komunitas Afrika di Melbourne. Kembali dari masa cuti sakit menyusul penyakit yang berhubungan dengan kelelahan, Kepala Kepolisian Victoria Graham Ashton mengatakan ia telah bertemu dengan para pemimpin komunitas membahas bagaimana masalah tersebut telah berubah belakangan ini.
Komisaris Ashton mengatakan satgas tersebut telah menangani perampokan rumah dan pembajakan mobil untuk beberapa lama, dan umumnya mereka segera menangkap pelaku. "Apa yang telah berubah dan terlepas dari hal itu ... telah terjadi peningkatan gangguan publik dan perilaku publik, perilaku buruk di depan publik oleh kelompok anak muda," sebut Komisaris Ashton.
"Itu sedikit berbeda dengan apa yang telah kami hadapi. Kami memiliki sejumlah kasus di mana kami harus memanggil tim tanggap ketertiban umum kami. Ada banyak rekaman kejadian itu di media akhir-akhir ini. Itu mungkin sedikit berubah," ujarnya.
Komunitas Afrika terima ancaman pembunuhan
Kepolisian Victoria mengatakan satuan tugas itu akan membantu penegakan hukum dengan cara:
• Memberikan informasi kepada polisi tentang isu-isu yang muncul dan lokasi utama, yang memungkinkan polisi untuk bertindak dengan cepat
• Membentuk saluran yang lebih efisien bagi polisi untuk terlibat dengan pemimpin komunitas Afrika-Australia dan memberikan saran tentang bagaimana mereka bisa membantu mencegah kejahatan pemuda dan perilaku antisosial.
• Memberikan informasi kepada polisi tentang insiden penghinaan rasial dan kejahatan kebencian lainnya yang ditujukan pada warga Australia keturunan Afrika
Asisten Komisaris Andrew Crisp mengatakan elemen ketiga dari satuan tugas itu diperlukan karena ancaman yang dilakukan terhadap anggota komunitas Afrika yang taat hukum. "Saya tahu [seberapa] banyak orang di sini hari ini dan beberapa lainnya di masyarakat yang dianggap berbuat tak pantas, menganggapnya santai, tapi menerima ancaman pembunuhan," kata Crisp.
"Saya pikir, sangat penting agar komunitas ini memiliki kesempatan untuk terhubung dengan Kepolisian Victoria untuk melihat seberapa baik kami bisa melindungi masyarakat, bagaimana kami bisa menyelidiki masalah ini, jika berhubungan dengan fitnah rasial atau kejahatan kebencian."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.