REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Ada alasan mengapa puing-puing pesawat nomor penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang bisa jadi ditemukan di kawasan baru yang diusulkan. Kawasan baru pencarian ini berada di 35 derajat selatan di Samudra Hindia bagian selatan.
Alasannya adalah karena kurang ditemukannya puing-puing pesawat yang ditemukan di pantai barat Australia. Selain handuk kecil dalam kemasan Malaysia Airlines yang ditemukan di pantai Australia Barat pada 2015, yang belum tentu berasal dari MH370, setiap puing yang diketahui berasal dari pesawat tersapu di pantai timur Afrika atau ke pulau di dekatnya.
Ini menjadi penting, mengingat para penyelidik Australia percaya ada lima kemungkinan pengaturan kontrol autopilot yang digunakan pesawat tersebut saat kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut.
Perhitungan berdasarkan empat dari pengaturan tersebut mengarah ke lokasi kecelakaan lebih jauh ke selatan (36-39 derajat ke selatan) atau lebih jauh ke utara (33-34 derajat selatan), di mana arus laut setelah pesawat dinyatakan hilang mengarah ke timur, karena itu sebelumnya diperkirakan arus menyapu puing-puing menuju Australia.
Salah satu sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan hanya satu dari lima pengaturan tersebut, yakni constant magnetic heading (CMH), akan menyebabkan lokasi kecelakaan berada di derajat 35S, di mana arus samudera saat itu mengarah ke arah yang berlawanan, menuju Afrika.
Namun demikian, bukti lain dari berminggu-minggu dan berbulan-bulan setelah pesawat hilang, yaitu satelit Inmarsat milik Inggris yang menangkap sinyal dari pesawat, mendorong tim pencarian yang dipimpin Australia untuk fokus pada area seluas 120 ribu kilometer persegi sekitar 36 derajat jauh ke selatan. Pencarian tersebut berakhir dengan sia-sia.
Baru saat ini, lewat pengujian berbagai puing-puing dan studi arus laut, ada kemungkinan lokasi puing-puing pesawat bergeser ke utara di daerah sekitar 35 derajat ke selatan, melewati garis imajiner yang dikenal dengan istilah "seventh arc", yang menunjukkan sejumlah lokasi kemungkinan saat pesawat mengirimkan sinyal ketujuh.
Lokasi 35 derajat ke selatan 'satu-satunya pilihan'
Pekan ini pemerintah Malaysia mengonfirmasi telah menandatangani kesepakatan membayar perusahaan eksplorasi dasar laut dari Amerika Serikat, Ocean Infinity antara 20 juta dolar AS dan 70 juta dolar AS, jika menemukan pesawat yang hilang dalam waktu 90 hari sejak pencarian baru dimulai.
Pesawat pencarian Seabed Constructor sudah menuju ke lokasi pencarian baru dan akan mulai menjelajahi dasar laut minggu depan. Ocean Infinity yakin bisa menemukan pesawat jika memang berada di dalam area pencarian.
"Kami kira-kira bisa mencakup 1.200 kilometer persegi per hari. Yang berarti kita akan menyelesaikan 25 ribu kilometer persegi dalam tiga dan empat minggu pertama pencarian," kata Oliver Plunkett, kepala eksekutif.
Penemuan belum tentu pecahkan misteri
Pencarian baru akan memindai area yang lebih luas. Meskipun bukti termasuk bagian kecil dari sayap pesawat, yang ditemukan di Tanzania, mendukung teori pesawat terbang mengalami penurunan cepat setelah kehabisan bahan bakar dan mendarat di dekat "seventh arc".
Pemeriksaan bagian sayap tersebut menunjukkan bagian flaperon pada sayap pesawat sedang dibentangkan, sehingga ada teori pilot masih memegang kendali dan mencoba melajukan pesawat sejauh mungkin sebelum jatuh. Bukti dalam laporan Biro Keselamatan Transportasi Australia pada akhir 2016, lewat pengamatan komunikasi satelit dari pesawat, dikenal sebagai Doppler Shift Burst Frequency Offset, juga konsisten dengan penurunan pesawat yang cepat dan lokasi kecelakaan mendekati "seventh arc".
Pencarian baru akan dimulai minggu depan. Dengan bayaran jutaan dolarnya, Ocean Infinity harus menemukan lokasi dimana puing-puing berkumpul atau alat perekam dalam penerbangan dalam waktu 90 hari. Tapi jika sekalipun pesawat ditemukan, mungkin tidak ada penjelasan memuaskan mengapa penerbangan MH370 bisa hilang.
"Jika mereka menemukannya, apakah secara finansial kita bisa mengangkatnya? Dan kalaupun mereka melakukannya, informasi apa yang bisa diberikan? Perekam penerbangan, perekam suara, semuanya akan dalam keadaan sangat rusak sekarang," kata spesialis penerbangan, Trevor Jensen.
Dirangkum dari artikel aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.