Kamis 18 Jan 2018 14:44 WIB

Agen Patroli AS Dituduh Rusak Persediaan Air Imigran

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat.
Foto: REUTERS/Kevork Djansezian
Petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Agen patroli perbatasan Amerika Serikat secara rutin merusak kontainer air dan persediaan lainnya yang tersisa di gurun Arizona untuk para migran. Hal Ini disampaikan oleh kelompok Hak Asasi Manusia.

Menurut kelompok tersebut, tindakan pasukan AS ini menyebabkan beberapa migran meninggal karena kehausan. Seperti dilansir The Guardian, Kamis (18/1), dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu, kelompok yang berbasis di Tucson mengatakan, agen patroli tersebut diduga keras melakukan perusakan dalam upaya untuk mencegah dan menghukum orang-orang yang secara ilegal menyeberang dari Meksiko.

Relawan menemukan galon air dirusak 415 kali, rata-rata dua kali sepekan di sebuah padang pasir Sonora di barat daya Tucson, dari Maret 2012 sampai Desember 2015. Akibatnya 3.586 galon air rusak. Laporan tersebut juga menuduh agen patroli perbatasan merusak makanan dan selimut serta melecehkan relawan di lapangan.

"Melalui analisis statistik, bukti video, dan pengalaman pribadi, tim kami telah menemukan kenyataan yang mengganggu. Pada sebagian besar kasus, agen patroli perbatasan AS bertanggung jawab atas campur tangan yang meluas dengan upaya kemanusiaan yang esensial," kata laporan tersebut.

Laporan tersebut yang diterbitkan oleh No More Deaths dan La Coalicin de Derechos Humanos, mengatakan, selain petugas perbatasan, bantuan untuk para migran juga dirusak oleh satwa liar, pemburu, pejalan kaki dan anggota milisi perbatasan.

Namun menurut LSM tersebut, pelaku utama adalah agen dari patroli perbatasan, cabang Customs and Border Protection, yang merupakan bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri. "Praktik penghancuran dan gangguan terhadap bantuan bukanlah perilaku menyimpang dari beberapa agen patroli perbatasan, ini adalah fitur sistemik praktik penegakan hukum di wilayah perbatasan," katanya.

Juru Bicara patroli perbatasan di sektor Tucson, Steve Passament, mengatakan mereka tidak akan memaafkan pihak-pihak yang melakukan penghancuran atau gangguan terhadap air atau makanan. "Kami tidak ingin melihat orang di luar sana mati. Kita harus melakukan pekerjaan penegakan hukum .Kami ingin menyelamatkan nyawa," katanya.

Ia meminta kelompok yang menerbitkan laporan tersebut untuk menyerahkan bukti agar agen yang terlibat memperoleh sanksi atas perbuatannya. Laporan tersebut muncul di tengah keinginan Donald Trump untuk membangun tembok perbatasan dan dugaan rasisme terhadap imigran nonkulit putih.

Selain membangun tembok Trump ingin menyewa 5.000 agen patroli perbatasan lain untuk mencegah imigran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement