REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Presiden AS Mike Pence akan mengunjungi negara sekutu AS di Timur Tengah akhir pekan ini. Kunjungannya tersebut dilakukan di tengah ketegangan yang semakin meningkat setelah keputusan Washington untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memotong dana bagi Palestina.
Pence, seorang Kristen evangelis dari Indiana, mengatakan perjalanan ini adalah kesempatan AS untuk bekerja sama dengan negara mitra untuk melawan terorisme. Ia dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Mesir pada Jumat (19/1), serta akan meneruskan perjalanan ke Yordania dan Israel selama empat hari.
Di Israel, Pence akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan berbicara dengan Knesset, serta mengunjungi Tembok Barat dan peringatan holokus, Yad Vashem. Pence tidak akan bertemu dengan pemimpin Palestina manapun saat melakukan perjalanan me Israel.
"Setelah deklarasi Yerusalem dan pemotongan pendanaan Palestina, sekarang belum tentu waktu yang tepat bagi Pence untuk mengunjungi kawasan ini, namun pada akhirnya tidak pernah ada waktu yang baik," kata Jonathan Cristol, seorang ilmuwan di lembaga think tank World Policy Institute, kepada Arab News .
"Pence pasti akan mendapatkan sambutan hangat dari Netanyahu, meskipun kunjungan tersebut kemungkinan akan menimbulkan bentrokan antara Israel dan Otoritas Palestina di Yerusalem Timur."
Pence sempat menunda kunjungannya ke Israel dan Mesir pada pertengahan Desember lalu. Penundaan itu disebabkan oleh pemungutan suara di Senat mengenai undang-undang pajak.
Sebelum adanya pengakuan Trump mengenai Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah merencanakan untuk bertemu dengan Pence di Betlehem. Namun ia membatalkan pertemuan tersebut sebagai protes atas keputusan AS itu.
Ketegangan tampaknya akan membayangi perjalanan Pence, termasuk saat ia berkunjung ke Yordania pada Ahad (21/1) untuk bertemu dengan Raja Abdullah II. Yordania adalah salah satu sekutu AS yang mengkritik keputusan AS tentang Yerusalem dan penjaga situs suci ketiga Islam yang berada di Yerusalem Timur.
Di Kairo pada Sabtu (20/1), Pence diperkirakan hanya akan bertemu Presiden Abdul Fattah El-Sisi. Ulama Muslim dan Kristen terkemuka di Mesir telah menolak kesempatan untuk bertemu dengannya.