Jumat 26 Jan 2018 00:27 WIB

Pendukung Suu Kyi Mundur dari Komite Penasihat Rakhine

Komite telah gagal menangani krisis Rohingya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Aung San Suu Kyi
Foto: EPA/Hein Htet
Aung San Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID,  YANGON - Mantan Duta Besar AS untuk PBB Bill Richardson memutuskan untuk mundur dari komite penasihat Rakhine. Richardson telah lama diketahui sebagai salah satu pendukung pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang telah dikenalnya selama bertahun-tahun.

Dalam sebuah pernyataan keras yang dikeluarkan pada Kamis (25/1), Richardson mengatakan komite tersebut seperti sebuah regu pemandu sorak bagi kebijakan pemerintah Myanmar, yang telah gagal menangani krisis Rohingya. Richardson bahkan menyebut Suu Kyi kurang memiliki moral kepemimpinan.

"Tampaknya komite ini hanya menjadi regu pemandu sorak bagi kebijakan pemerintah, bukannya mengusulkan perubahan kebijakan yang sangat dibutuhkan untuk menjamin perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di Negara Bagian Rakhine," kata Richardson, dikutip CNN.

Richardson mengatakan, setelah melakukan pertemuan dengan komite penasihat tersebut selama tiga hari, ia semakin yakin bahwa dia tidak dapat bertahan karena perannya tidak sesuai dengan hati nurani. Komite penasihat ini pada awalnya dibentuk untuk membantu pemerintah melaksanakan rekomendasi Komisi Pencari Fakta PBB, yang dipimpin oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan.

"Dalam pertemuan awal dewan penasehat dengan Suu Kyi, saya terkejut melihat media, PBB, kelompok hak asasi manusia, dan pada umumnya masyarakat internasional, telah diremehkan," kata Richardson.

"Meskipun penting untuk mengakui saat ini militer masih memiliki kekuatan signifikan, mereka tetap harus disalahkan atas eksodus pengungsi setelah serangan ARSA (gerilyawan Rohingya). Tidak adanya moral kepemimpinan Suu Kyi telah membuat masalah ini menjadi sangat memprihatinkan," jelasnya.

Richardson sebelumnya juga sempat mengungkapkan kekecewaan atas penahanan dua wartawan Reuters yang tengah menyelidiki tuduhan pembersihan etnis di Rakhine. Keduanya saat ini menghadapi ancaman hukuman 14 tahun penjara.

"Saya sangat kecewa atas reaksi Suu Kyi atas permintaan saya agar dia menangani kasus dua wartawan Reuters dengan cepat dan adil," kata Richardson.

Juru bicara pemerintah Myanmar Zaw Htay mengungkapkan penyesalannya atas pengunduran diri Richardson. Ia membantah tuduhan bahwa Suu Kyi menuduh ada upaya internasional untuk melawan Myanmar. "Itu tidak benar," kata Htay.

Pengunduran diri Richardson akan menjadi pukulan telak bagi komite internasional itu, maupun bagi Suu Kyi sendiri. Saat Suu Kyi menjadi tahanan rumah selama bertahun-tahun di bawah junta, Richardson adalah salah satu orang barat pertama yang mengunjunginya dan mempertahankan persahabatan dengannya selama puluhan tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement