REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Jumlah orang yang mengucapkan ikrar menjadi warga Australia sebagai bagian dari upacara kewarganegaraan di seluruh Australia menurun hingga beberapa ribu orang pada Sabtu (27/1).
Poin inti:
Dalam beberapa tahun terakhir, antara 16 ribu dan 17 ribu penduduk pendatang atau migran dalam satu tahun disahkan menjadi warga negara Australia pada setiap 26 Januari, namun pada tahun ini jumlahnya turun menjadi hanya 12.887. Robert Zee, salah seorang penyelenggara upacara kewarganegaraan tahunan di cabangnya Lions Club miliknya di Sunnybank, Brisbane, Queensland mengatakan biasanya lebih dari 100 warga baru ambil bagian dalam upacara ini. Namun tahun ini hanya 23 orang yang disahkan menjadi warga Australia setelah menggabungkan upacara serupa dengan klub lain.
"Saya tidak tahu apakah ini [dikarenakan] pemerintah mengubah kebijakan mereka mengenai pemberian kewarganegaraan atau karena alasan lainnya. Ketika kami bertanya pada Departemen Imigrasi kapan kami akan mendapatkan sesi penjelasan mengenai hal ini, mereka tidak dapat memastikannya," katanya.
Anggota parlemen Queensland, Graham Perrett dari Partai Buruh juga menyaksikan adanya penurunan tersebut dengan hanya ada dua upacara kewarganegaraan yang dilakukan di wilayah pemilihannya, Morton pada tahun ini. "Biasanya, itu menjadi hari yang luar biasa sibuk karena saya harus menghadiri sampai lima upacara kewarganegaraan yang berlangsung sepanjang hari. Tapi [pasti] memang telah terjadi sebuah penurunan tajam," katanya.
Dia yakin kebijakan Pemerintah Federal pada awal tahun ini untuk mengajukan ujian kewarganegaraan bahasa Inggris yang terpisah dan lebih ketat adalah penyebabnya. "Saya tahu ini adalah niat Pemerintahan Turnbull untuk mempersulit orang menjadi warga negara Australia,. Mereka telah menghadirkan rintangan bagi orang-orang yang ingin menjadi warga negara Australia, jadi saya rasa inilah yang terjadi," katanya.
Pemerintah gagal mendapatkan dukungan untuk tes bahasa
Meskipun telah diusulkan pada bulan April tahun lalu, ujian bahasa Inggris untuk menjadi warga negara Australia belum juga diperkenalkan karena Pemerintah tidak dapat memperoleh cukup dukungan di Senat untuk meloloskan undang-undang yang diperlukan. Rencana Pemerintah Federal ini memicu banyak kontroversi dan Partai Buruh percaya bahwa bahkan peluang akan diterapkannya ujian Bahasa Inggris khusus saja kemungkinan sudah menyurutkan keinginan orang untuk mendapatkan kewarganegaraan Australia. Namun, dalam sebuah pernyataan juru bicara Menteri Kewarganegaraan, Alan Tudge menolak gagasan itu.
"Tidak tepat untuk membuat asumsi apa pun mengenai jumlah orang yang disahkan menjadi warga negara Australia pada Hari Australia tahun ini, terutama mengingat amandemen RUU Kewarganegaraan yang diusulkan masih dibahas di Parlemen. Tidak ada penumpukan atau penundaan yang timbul dari pengumuman amandemen yang diajukan untuk memperkuat integritas kewarganegaraan Australia. Jumlah orang yang menghadiri upacara kewarganegaraan didasarkan pada permintaan yang memang berfluktuasi dari waktu ke waktu," katanya.
"Upacara tersebut, di mana mereka menegaskan kesetiaan mereka kepada Australia, adalah bagian besar dari membuat masyarakat kita semakin kuat. Jadi jika orang-orang ini diizinkan untuk tinggal di komunitas kita, tapi tidak menjadi orang Australia ... secara pribadi saya tidak berpikir itu hal yang baik," katanya.
Penyelenggara upacara kewarganegaaan, Robert Zee juga kecewa dengan penurunan jumlah tersebut. "Saya menjadi warga negara pada 1990. Saya berasal dari Hong Kong dan setelah itu saya menyebut Australia sebagai rumah saya. [Saya] sangat, sangat bahagia dan bangga menjadi orang Australia," katanya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.