Rabu 07 Feb 2018 11:45 WIB

Tugas Tempur Tentara Wanita Australia Diperdebatkan

Tugas di garis depan diberikan pada tentara wanita pada 2013.

Sejak Angkatan Bersenjata Australia membuka kesempatan bagi prajurit wanita untuk tugas tempur, sekitar 30 orang telah bergabung.
Foto: ABC
Sejak Angkatan Bersenjata Australia membuka kesempatan bagi prajurit wanita untuk tugas tempur, sekitar 30 orang telah bergabung.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Anggota parlemen Australia dari Partai Liberal yang juga mantan perwira Angkatan Darat Andrew Hastie menyatakan tentara wanita seharusnya tidak diperbolehkan bertempur di garis depan. Pendapat ini senada dengan yang disampaikan Senator Cory Bernardi dari Australian Conservatives.

Hastie, yang bertugas di pasukan elite Special Air Service (SAS) selama lima tahun, mengakui pandangannya ini tidak populer. Namun kepada Sky News dia menyatakan DNA tempur dari unit tempur jarak dekat paling baik diberikan kepada laki-laki.

Anggota parlemen asal Australia Barat itu berpendapat proses seleksi untuk tugas tempur sangatlah ketat. Menurutnya tugas itu sangat menuntut, namun menekankan ini hanyalah pendapat pribadinya.

Komentar Hastie disampaikan setelah Senator Bernardi secara kontroversial mengklaim wanita yang bertugas dalam tugas tempur bisa bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional Australia. "Ini tentang mengaburkan batas antara kebenaran politik dan taktik yang bagus atas nama apa yang saya anggap sebagai keadilan sosial," ujar Senator Bernardi kepada Parlemen.

Senator ini dikritik tajam oleh senator Partai Liberal dan mantan Brigadir Linda Reynolds, yang menyebut komentar Bernardi sebagai benar-benar aib yang menyebalkan. Menteri Pertahanan Marise Payne juga memposting di media sosial mengungkapkan kekecewaannya tentang pandangan buruk senator Bernardi.

Angkatan Bersenjata Australia membuka kesempatan untuk tugas garis depan yang paling menuntut dan berbahaya bagi tentara wanita pada 2013. Sejak saat itu, sekitar 30 tentara wanita telah bergabung dalam tugas tempur di unit infanteri.

Dalam upaya mendorong keragaman yang lebih besar di dalam Angkatan Bersenjata Australia, Panglima Angkatan Darat Angus Campbell, telah menolak tudingan wanita mengambil alih infanteri. Dalam surat kepada rekan-rekannya akhir tahun lalu, dia menunjukkan tentara pria yang baru masih melebihi jumlah wanita empat banding satu. Selain itu, 96,6 persen tentara infanteri Angkatan Darat adalah laki-laki.

Tapi Senator Bernardi tetap bergeming, dan berdalih dia hanya menyampaikan keprihatinan para pria dan wanita di dalam Angkatan Bersenjata.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/tugas-tempur-tentara-wanita-australia-diperdebatkan/9403976
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement