REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perebutan kewenangan muncul dalam penyelidikan yang dipimpin Malaysia atas hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudera Hindia empat tahun lalu.
Poin Utama
- Empat penyelidik kecelakaan penerbangan sipil dikesampingkan terkait kendala anggaran.
- Militer Malaysia ingin mengganti mereka dengan pilot pesawat tempur dan helikopter.
- Sumber dalam tim penyelidikan khawatir hal ini mengganggu independensi upaya pencarian.
Empat penyidik kecelakaan udara sipil, termasuk otoritas yang menganalisa data penerbangan kotak hitam, telah dikesampingkan terkait alasan keterbatasan anggaran. Militer Malaysia ingin menggantikan mereka dengan tujuh pesawat tempur Angkatan Udara dan pilot helikopter dengan pengalaman penyelidikan kecelakaan yang minim.
Penerbang utama, Kolonel Lau Ing Hiong mengonfirmasi penugasannya ke tim pencari. "Ya, benar," katanya.
Kolonel Hiong mengatakan perannya dalam tim adalah untuk mengantisipasi adanya kotak hitam yang ditemukan, namun membantah akan ada operasi militer untuk mengamankan kotak hitam tersebut. Pihak-pihak yang terkait dengan penyelidikan dan tak bersedia disebutkan identitasnya mengatakan kepada ABC mereka khawatir langkah tersebut mengganggu independensi tim pencarian.
Salah satunya mengatakan kehadiran mereka yang tidak berwenang seperti personel Angkatan Udara di dalam kapal pencari bisa menimbulkan pertanyaan tentang rangkaian bukti-bukti. Hal itu karena adanya konflik kepentingan personel militer antara pihak sipil dalam pencarian dan komandan militer mereka. Namun sumber dalam tim pencarian mengatakan pencarian tersebut telah terganggu karena kehadiran personil militer dalam tim.
Kapal pencari jadi fokus teori konspirasi
Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia menolak wawancara lebih lanjut, namun menyatakan: "Investigasi ini perlu dilakukan oleh badan independen." ABC telah menghubungi Perdana Menteri Malaysia untuk klarifikasi tentang peran Angkatan Udara dalam tim pencarian.
Bukan hal pertama jika personel Angkatan Udara Malaysia terlibat dalam investigasi kecelakaan udara - mereka terlibat penyelidikan kasus MH17, yang ditembak jatuh di atas Ukraina. Kapal swasta yang saat ini mencari reruntuhan pesawat, Seabed Constructor, berlabuh di Fremantle Australia Barat untuk mengisi bahan bakar pada Kamis (9/2).
Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan sejauh ini pencarian berjalan lancar dalam tenggat 90 hari bagi kapal ini untuk menemukan reruntuhan pesawat. "Satu hari mereka bisa mencari di lebih dari 1.000 kilometer persegi. Kami akan terus menginformasikannya kepada publik," katanya.
Kapal Seabed Constructor telah menjadi sasaran teori konspirasi setelah diketahui mematikan transponder selama 80 jam, memicu berbagai spekulasi di dunia online. Pihak berwenang Malaysia mengetahui mengapa kapal tersebut tidak melaporkan lokasinya, namun tidak mengungkapkan informasi ini dalam laporan mingguan mengenai upaya pencarian.
Hingga kini pencarian MH370 telah dilakukan oleh delapan pakar penerbangan sipil termasuk dari Malaysia dan juga warga negara asing, salah satunya dari Australian Transport Safety Bureau.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.