REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Menteri Pertahanan Ethiopia Siraj Fegessa mengatakan, keadaan darurat negaranya mungkin akan berlangsung sampai enam bulan ke depan. Pasalnya, masih ada kantong daerah di mana kekerasan lazim terjadi di sana.
"Dewan koalisi EPRDF yang berkuasa sepakat dengan keputusan mereka," kata Siraj Fegessa, Sabtu (17/2).
Pengumuman keadaan darurat itu dilakukan pada Jumat kemarin, sehari setelah pengunduran diri Perdana Menteri Hailemariam Desalegn. Badan Pelaksana Etika pemerintah koalisi yang berkuasa tersebut memutuskan peraturan darurat untuk menjaga tatanan konstitusional.
Pengumuman keadaan darurat negara itu mengindikasikan pengunduran diri perdana menteri sebagai akibat ketegangan di antara keempat partai dalam koalisi yang berkuasa. Koalisi tersebut berkuasa sejak 1991 dan menguasai 547 kursi di parlemen.
Ketegangan muncul setelah pecahnya kerusuhan yang mengakibatkan beberapa pejabat senior mengundurkan diri dan yang lainnya dikesampingkan.