REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Sebanyak 19 orang termasuk 12 personel militer terluka pada Rabu (21/2) waktusetempat dalam sebuah ledakan bus di Sri Lanka. Pihak militer mengaku tidak mengetahui penyebab ledakan itu. Namun mereka menduga itu adalah bom atau granat.
Sejak berakhirnya perang sipil Sri Lanka yang berlangsung hampir tiga dasawarsa pada 2009, tidak ada sasaran serangan militer.
"Ada ledakan di bus penumpang. Ada beberapa fragmen di badan bus. Kami mencurigainya sebagai ledakan bom," katajuru bicara militer Sumith Atapattu. Investigasi sedang dilakukan untukmengetahui rinciannya.
Atapattu mengatakan, tujuh tentara dan lima personel angkatan udara bersama tujuh warga sipil terluka dalam sebuah kebakaran menyusul ledakan di bus penumpang yang beroperasi dari Semenanjung Jaffna utara ke Kota Diyathalawa pusat.
Sri Lanka mengakhiri perang separatis yang berlangsung selama 26 tahun itu pada Mei 2009. Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) yang berjuang untuk menciptakan sebuah negara terpisah untuk etnis minoritas Tamil di ujung utara negara di pulau Samudra India itu.
Pemberontak LTTE menggunakan alat peledak improvisasi (IED) untuk menargetkan warga sipil dan personel militer selama perang sipil. Dalam perang tersebut, sekitar 100 ribu orang menjadi korban tewas.