REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Lebih dari dua juta mobil di Australia akan terdampak penarikan terbesar dalam sejarah negara tersebut.
Poin Utama
- Mobil buatan Toyota, Mazda, Honda dan BMW turut terdampak.
- Inflator airbag buatan Takata memiliki cacat yang bisa menyebabkannya meledak.
- Airbag ini telah menyebabkan 180 orang cedera di seluruh dunia.
Pemerintah Australia, Rabu (28/2) ini mengumumkan penarikan wajib atas 2,3 mobil yang terkena dampak airbag (kantong udara di bagian setir) buatan Takata yang cacat. Kantong udara Takata ini dikaitkan dengan 20 kematian di seluruh dunia.
Inflator pada kantong udara tersebut diketahui mengandung cacat yang dapat menyebabkannya meledak dan menebarkan serpihan ke pengemudi dan penumpang. Serpihan tersebut diketahui telah mengenai bagian mata, wajah, leher dan dada korban.
Mobil yang masuk daftar wajib ditarik mencakup berbagai model yang sebelumnya telah masuk penarikan sukarela, yairu Toyota, Mazda, Honda, BMW, Chrysler, Lexus, Mitsubishi, Nissan, Subaru dan lainnya. Namun juga mencakup model lainnya yang sebelumnya belum diidentifikasi, yaitu Ford, GM Holden, Mercedes Benz, Tesla, Jaguar, Land Rover, Volkswagen, Audi dan Skoda.
Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (ACCC) meminta pabrikan mobil untuk menyiapkan daftar nomor identifikasi kendaraan (VIN) dari 875 ribu mobil yang terdampak sebelum 3 April mendatang. Daftar VIN ini akan ditambahkan ke daftar sebelumnya.
Tahun lalu komisi ini memerintahkan penarikan sukarela 60 model kendaraan yang dipasarkan di Australia terkait airbag tersebut. Namun seorang pejabat Australia Michael Sukkar hari ini menyatakan penarikan sukarela tersebut tidak cukup kuat.
"Saya setuju dengan rekomendasi ini sebab penarikan sukarela sebelumnya tidak memuaskan. Keamanan warga Australia yang menjadi prioritas pertama pemerintah," ujarnya.
Ketua ACCC Rod Sims mengatakan mereka yang telah mengganti airbag mobilnya dalam penarik sukarela tahun lalu perlu mengecek kembali apakah kendaraan mereka juga termasuk dalam daftar penarikn terbaru. Hal ini karena dalam sejumlah kasus, airbag Takata yang cacat itu diganti dengan airbag serupa yang cuma menunda terjadinya risiko ledakan. Seluruh airbag Takata sudah harus diganti paling lambat 31 Desember 2020.
Airbag Alpha
ACCC menyatakan sekitar 27 ribu airbag Alpha buatan Takata kini belum diganti. Sims menjelaskan airbag Alpha sangat berisiko tinggi untuk meledak, dikategorikan kritis, dan kendaraan dengan kantung udara jenis ini tidak aman dikendarai.
Dia mengatakan tidak jelas berapa banyak mobil seperti ini yang masih dikendarai. Dia meminta konsumen memeriksa daftarnya dan segera berhenti mengemudikan mobil mereka jika ada dalam daftar "kritis".
"Saya kira sekitar 27 ribu kendaraan. Namun dugaan kami kebanyakan di antaranya sudah tidak dipakai," katanya.
"Tapi jumlahnya tidak jelas, pernah lebih dari 90 ribu jadi sangat banyak," tambahnya.
"Untuk airbag ini kami sampaikan agar jangan kendarai mobil ini lagi. Hubungi pabrikannya, mereka wajib memperbaikinya," kata Sims.
Penggantian kantong udara kategori non-kritis akan diprioritaskan sesuai dengan tingkat risiko, bergantung pada sejumlah faktor termasuk usia dan iklim dimana mobil dipergunakan. "Masalah dengan airbag ini ada pada pengeringannya. Ada masalah dalam disainnya," jelas Sims.
"Ketika kelembaban masuk, mekanisme penggerak bisa menyala terlalu cepat dan menyebabkan pecahan logam keluar dari kantung udara. Ini secara tragis telah membunuh satu orang di Australia," tambahnya.
Michael Sukkar menyebut Northern Territory dan Queensland utara sebagai wilayah dengan iklim yang berisiko lebih tinggi.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.