REPUBLIKA.CO.ID, Mantan Wakil Wali Kota Auburn, New South Wales (NSW), Australia, Salim Mehajer, dijatuhi perintah berperilakuan baik dan diperintahkan untuk menjalani konseling manajemen kemarahan setelah mengaku bersalah karena menyerang seorang sopir taksi.
Pria berusia 31 tahun itu mengaku melempar mesin EFTPOS (pembayaran elektronik) ke wajah sopir taksi, menyebabkan luka di wajah sang pengemudi.
Ia juga mengaku bersalah karena merusak ponsel seorang perempuan setelah ia merekam dirinya di luar kasino The Star pada bulan April tahun lalu.
Mehajer muncul di Pengadilan Negeri Downing Centre melalui tautan video sementara berada dalam tahanan terkait masalah yang tidak terkait.
Hakim Vivien Swain mengatakan kepada pengadilan bahwa Mehajer "perlu tetap mengendalikan situasi yang penuh tekanan".
Ia memerintahkannya untuk membayar kompensasi sebesar $ 459 (atau setara Rp 4,59 juta) atas kerusakan ponsel perempuan itu, dan membayar $ 155 (atau setara Rp 1,55 juta) atas kerusakan pada mesin EFTPOS.
Ia mencatat bahwa ini adalah "permohonan yang sangat terlambat", namun mengatakan ada beberapa nilai dalam permohonan tersebut, mengingat hal itu menghilangkan kebutuhan bagi para korban untuk hadir di pengadilan dan diperiksa secara silang.
Swain mengatakan, kerusakan pada properti dan pelanggaran penyerangan masuk ke tingkat keseriusan yang menengah.
"Saya perhatikan bahwa sopir taksi itu diklasifikasikan sebagai orang yang rentan," katanya, seraya menambahkan bahwa seharusnya ia merasa aman saat bekerja.
Hakim Swain mengatakan bahwa pelanggaran tersebut tampaknya terjadi "mendadak" setelah Mehajer "kehilangan kesabaran".
Ia mencatat bahwa pada saat pelanggaran tersebut, Mehajer tidak memiliki catatan kriminal, meskipun sejak saat itu ia telah divonis melakukan penyerangan terhadap seorang jurnalis pada hari itu juga.
Tapi, ia mengatakan, hal itu bukanlah masalah dalam penentuan kasus ini.
Sebelumnya, Pengacara Mehajer, Philip Bouton, SC, mengatakan kepada pengadilan bahwa kliennya memiliki "keinginan yang luar biasa untuk tidak berada dalam masalah lagi".
Mehajer dijadwalkan hadir di pengadilan mengenai masalah ini pada tanggal 16 Oktober, saat ia terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil dan tidak dapat hadir.
Boulton mengatakan, kepada pengadilan bahwa Mehajer tengah bersama rekan-rekannya di kasino saat ia difilmkan oleh seorang perempuan.
"Ia kehilangan kesabarannya karena aksi perekaman itu.”
"Bisa dikatakan itu adalah kehilangan kontrol yang ia sesali."
Pengadilan mendengar, kelompok itu kemudian memanggil sebuah taksi dan seorang anggota kelompok memberi sang sopir, Nazir Syed, $ 200 (atau setara Rp 2 juta) untuk membawa mereka keluar dari sana.
Sebuah perselisihan tentang uang yang diberikan kepada sopir menyusul berikutnya dan Mehajer "mengambil mesin EFTPOS sebagai jaminan" dan akhirnya melemparkannya ke arah Syed, yang terluka di wajahnya, kata Boulton kepada pengadilan.
Bouton mengatakan bahwa Mehajer "tidak bermaksud menyakitinya" dan bahwa kliennya tidak "cukup memikirkan tindakannya".
"Ia menyesali perbuatannya," katanya kepada pengadilan.
Mehajer telah ditahan dalam kasus yang tidak terkait dan muncul di pengadilan melalui tautan audio visual.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.