REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in telah memilih dua pejabat keamanan senior untuk diutus ke Korea Utara (Korut). Mereka adalah Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon dan Kepala Kantor Keamanan Nasional Chun Eui-yong.
"Suh Hoon dan Chun Eui-yong akan memimpin kunjungan tersebut sebagai bagian dari usaha untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea dan mungkin juga mengatur pembicaraan antara Pyongyang dan Washington," kata ajudan senior presiden Korsel, dikutip Yonhap.
Dalam sebuah perbincangan via telepon pada Kamis (1/3), Moon Jae-in telah memberitahu Presiden AS Donald Trump tentang rencananya mengirim delegasi khusus ke Korut. Moon mengatakan, ia akan berupaya membalas keputusan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un yang telah mengirim delegasi senior, termasuk adiknya Kim Yo Jong, guna menghadiri upacara pembukaan Olimpide Musim Dingin Pyeong Chang.
Trump dan Moon Sepakat Lanjutkan Denuklirisasi Korea
Moon mengaku cukup menghargai kunjungan delegasi Korut. Sebab untuk pertama kalinya sejak 1953, seorang anggota garis keturunan penguasa Korut menginjakkan kakinya di Korsel.
Kendati demikian, Gedung Putih telah menyatakan bahwa pembicaraan dengan Korut bisa dimulai ketika negara tersebut mengakhiri program nuklirnya. AS bahkan telah menyiapkan paket sanksi terbaru guna mewujudkan hal tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Korut telah menyatakan tidak akan memohon untuk menggelar sebuah dialog atau perundingan dengan AS. Korut akan menolak setiap prasyarat yang diajukan AS dan tak ragu berperang bila memang situasi mengharuskan mengambil keputusan demikian.