REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) telah bersedia menunda uji coba nuklir sementara. Korut juga menyatakan kesediaannya untuk melakukan perundingan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai denuklirisasi.
Kepala delegasi Korsel Chung Eui-yong, yang telah bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un di Pyongyang pada Senin (5/3), mengatakan kedua Korea sepakat akan melakukan pertemuan puncak pertama mereka setelah lebih dari satu dekade. Pertemuan akan dilakukan pada April mendatang di desa perbatasan Panmunjom.
"Korea Utara memperjelas kesediaannya untuk melakukan denuklirisasi semenanjung Korea dan mengatakan tidak ada alasan untuk mengembangkan program nuklir jika ancaman militer teratasi dan rezimnya aman," kata Chung.
Korea Utara dan Korea Selatan Capai Kesepakatan Bertemu
Dia juga mengutip pihak Korut yang menyatakan tidak akan melakukan uji coba nuklir atau rudal saat perundingan dengan AS sedang berlangsung. Korut belum melakukan tes semacam itu lagi sejak November tahun lalu.
Chung menambahkan, untuk memastikan komunikasi yang erat, kedua Korea akan membuka jalur komunikasi antara Presiden Korsel Moon Jae-in dan Kim Jong-un. Perang antara kedua negara ini pada 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata, bukan sebuah perjanjian damai.
Pertemuan puncak antar-Korea terakhir dilakukan pada 2007 saat mantan presiden Roh Moo-hyun masih menjabat. Rencana pertemuan puncak kali ini mendapat sambutan hangat dari Korsel, dengan harapan Korut dan AS dapat saling berunding satu sama lain.
Dalam pertemuan dengan delegasi Korsel, Kim Jong-un menyatakan keinginan kuatnya untuk memperbaiki hubungan antar-Korea. Ketegangan antara kedua Korea mereda selama Olimpiade Musim Dingin di Korsel, terlebih setelah Kim Jong-un mengundang Presiden Moon ke Korut, yang merupakan permintaan pertama dari seorang pemimpin Korut kepada seorang presiden Korsel.
Chung mengatakan dia akan pergi ke AS untuk menjelaskan hasil kunjungannya ke Korut. Menurut Chung, dia akan menyampaikan pesan dari Korut langsung ke Presiden AS Donald Trump.
Chung kemudian akan mengunjungi Cina dan Rusia. Sementara Suh Hoon, kepala badan mata-mata Korsel dan anggota delegasi lainnya, akan berangkat ke Jepang.