Senin 12 Mar 2018 17:38 WIB

Taliban Kuasai Sebuah Distrik di Barat Afghanistan

Otoritas keamanan memperkirakan pertempuran akan semakin sengit di berbagai wilayah.

Red: Nur Aini
 Polisi Afghanistan berdiri di sebuah bangunan yang hancur akibat serangan Taliban di Provinsi Farah pada Kamis (4/4).
Foto: Reuters
Polisi Afghanistan berdiri di sebuah bangunan yang hancur akibat serangan Taliban di Provinsi Farah pada Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID,LASHKAR GAH -- Kelompok bersenjata Taliban berhasil merebut sebuah distrik di Provinsi Farah, kawasan barat Afghanistan yang berbatasan langsung dengan Iran.

Juru bicara kantor gubernur Provinsi Farah, Naser Mehri mengatakan hal itu diraih setelah Taliban bertempur dengan sengit melawan pasukan pemerintah dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, sekelompok besar orang bersenjata menguasai pusat distrik Anar Dara pada Ahad malam dalam pertempuran yang berlangsung selama beberapa jam. Saat ini, pihak kepolisian dan intelejen masih bertahan dalam gedung-gedung mereka di kota yang sama.

Kelompok Taliban membenarkan informasi itu dengan menyiarkan sejumlah gambar para petempur mereka di kota Anar Dara. Juru bicara Taliban, Qari Yousuf Ahmadi, berkata 15 anggota kepolisian tewas dan beberapa kendaraan militer berhasil disita bersamaan dengan amunisi dalam jumlah besar.

Beberapa hari sebelumnya, sejumlah pejabat lokal mengatakan bahwa Taliban berhasil menimbulkan kerugian besar terhadap pasukan khusus Afghanistan di sebuah distrik lain Pronvinsi Farah. Distrik itu merupakan sebuah wilayah terpencil dan miskin di mana pemerintah sudah sejak lama sulit mengontrolnya.

Tekanan terhadap Farah terus membesar bersamaan dengan semakin intensifnya serangan udara Amerika Serikat dan operasi militer Afghanistan di provinsi terdekat, Helmand. Helmand adalah wilayah yang terkenal karena memproduksi opium dan menjadi pusat gerakan gerilya melawan pemerintah di Kabul.

Pihak Afghanistan dan Amerika Serikat baru-baru ini relatif optimis terhadap masa depan perang sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil strategi militer yang lebih agresif pada tahun lalu. Namun pertempuran di Farah menunjukkan masih besarnya kekuatan Taliban, yang saat ini menguasai atau memperebutkan hampir separuh dari wilayah Afghanistan dan menolak tawaran perundingan damai dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Pada Januari lalu, gubernur Provinsi Farah mengundurkan diri karena alasan intervensi dan korupsi. Sementara itu penduduk di provinsi yang sama mengeluhkan kondisi keamanan dan menuding beberapa oknum kepolisian yang berkolusi dengan Taliban, dengan menjual senjata dan amunisi kepada mereka. Meski Taliban sejauh ini masih gagal menguasai kota-kota utama di Farah, gerilyawan tersebut berhasil menguasai sejumlah pusat distrik.

Menjelang datangnya musim semi dengan cuaca yang bersahabat, otoritas keamanan memperkirakan pertempuran akan semakin sengit di berbagai wilayah. Pada Desember lalu, pihak militer Amerika Serikat memperkirakan bahwa pemerintah Afghanistan kini menguasai sekitar 58 persen distrik-distrik di negara tersebut, sementara sisanya dikuasai atau tengah diperebutkan oleh sejumlah kelompok gerilyawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement