REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Populasi Australia Selatan terus menua dan menjelang pemilihan umum di negara bagian tersebut, perdebatan yang sedang memanas adalah soal anak-anak muda yang meninggalkan Australia Selatan. Tapi seberapa pentingkah masalah ini?
Berdasarkan data terbaru Biro Statistik Australia (ABS), Australia Selatan kehilangan 6.900 warganya dalam jumlah migrasi antar negara bagian di Australia dibandingkan jumlah warga yang masuk ke negara bagian Australia Selatan. Dari jumlah tersebut, 3.260 orang diantaranya berusia antara 20-34 tahun.
Tapi terlepas dari perdebatan baru-baru ini, para pakar mengatakan perpindahan pemuda asal Australia ke negara bagian lain bukanlah hal yang baru. "Inginnya warga menetap disini, tapi kenyataannya, negara bagian ini selalu mengalami perpindahan warga untuk mencari kesempatan, beberapa kembali lagi, tetapi tidak menghalangi mereka yang meninggalkannya dari tahun ke tahun," ujar Debbie Faulkner, seorang peneliti senior dari University of Adelaide.
Sebelumnya, perpindahan warga antara negara bagian meningkat setelah krisis keuangan global di tahun 2008 dan setelah resesi di tahun 1990-1991. "Kita kehilangan lapangan kerja di sektor manufaktur, sejumlah kantor pusat perusahaan meninggalkan Australia Selatan, dampaknya sangat besar," ujar Anthony Kostruja, peneliti ekonomi senior dari University of Adelaide.
Menurutnya, jumlah kehilangan warga akibat migrasi antara negara bagian cukup tinggi jika menggunakan standar saat ini, meningkat dua kali lipat antara tahun 2014-2016. "Tidak terlalu buruk jika kita lihat di pertengahan 1990-an setelah resesi dan bank negara bagian yang mengalami krisis, tapi tidak terlalu jauh jumlahnya."
Menurut Anthony, telah ada peningkatan pemuda berusia 20-an dan 30-an yang meninggalkan Australia Selatan. "Mereka biasanya adalah orang-orang yang ingin meninggalkan karena berada di awal karir mereka, lebih muda bagi mereka untuk pindah dan mungkin belum punya anak."
Kesempatan kerja di Melbourne dan Sydney
Katie Botha, konsultan psikolog yang telah tinggal di Sydney selama setahun mengatakan dirinya pindah setelah lulus dari kuliahnya selama enam tahun. Katie membandingkan dirinya dengan teman-temannya yang bekerja di industri kesehatan, yang tinggal di Adelaide, dengan yang bekerja di bidang hukum, keuangan, pemasaran, dan sudah pindah untuk alasan-alasan yang sama dengan dirinya.
"Saya ingin dapat bekerja di lingkungan yang sekompetitif mungkin di industri saya, dan artinya berusaha keluar, klien-klien besar, dan ke kantor-kantor pusat, yang mana adalah Sydney dan Melbourne," ujarnya.
Alice McCormack, koordinator proyek sebuah universitas di Melbourne, pindah dari Australia Selatan setelah setahun lamanya ia tidak bisa mendapat pekerjaan di luar Australia.
"Saya benar-benar tidak dapat menemukan sesuatu yang cocok untuk saya, dengan pengalaman lima tahun yang saya miliki, lebih banyak pekerjaan untuk tingkat pemula, atau yang sedikit lebih senior," ujarnya.
Alice mengatakan banyak teman-temannya di Melbourne adalah warga Adelaide yang memiliki alasan sama dengan dirinya untuk pindah. "Mereka juga ingin pekerjaan-pekerjaan yang menarik dan penuh, yang tidak tersedia di Adelaide," ujarnya.
Anthony mengatakan sejumlah faktor telah menyebabkan migrasi antara negara bagian di Australia di semua kelompok usia dalam beberapa tahun terakhir. "Kita telah melewati periode perubahan struktur dalam beberapa tahun dengan hilangnya lapangan pekerjaan di sektor manufaktur dan beberapa orang telah mengambil kesempatan untuk memulai pekerjaan baru di negara bagian lain," katanya.
"Tapi juga periode dimana perkembangan lapangan kerja penuh secara umum melemah."
Perbaikan ekonomi bisa membantu
Anthony mengambil contoh migrasi antar negara bagian yang membanjiri Australia Barat saat sektor pertambangan sedang marak dan kemudian meninggalkan negara bagian tersebut setelah selesai. "Pada akhirnya, perpindahan populasi sangat responsif untuk mengubah performa ekonomi," ujarnya.
Menurut Anthony akan lebih banyak warga Australia Selatan yang tinggal jika peningkatan pasar tenaga kerja di negara bagian tersebut dapat dipertahankan. "Kembali ke pepatah lama, 'A rising tide lifts all boat', (naiknya air pasang akan memnbuat semua kapal terapung) jika kita dapat memperbaiki hasil secara umum lewat ekonomi akan membantu masalah ini," ujarnya.
Sekalipun kondisi ekonomi terus membaik di Australia Selatan, bagi anak-anak muda yang sudah meninggalkan negara bagian ini mungkin akan sulit untuk pulang.
Dr Faulkner mengatakan beberapa orang pindah untuk alasan karir dan kemudian tak pernah kembali. "Mereka menjadi mapan di tempat lain dan tidak ingin kembali atau ... mereka merasa sulit untuk mengembalikan karir mereka," katanya.
Katie mengatakan ia mungkin akan tinggal di Sydney untuk waktu yang lama karena telah memiliki kehidupan di sana.
"Saya mungkin akan kembali ke Adelaide, artinya saya harus membangun karir saya, membuat saya ada di industri sebelum kembali," ujar Katie.
"Kembali ke Adelaide pasti ada di benak saya - itu berarti harus membangun karir saya, mencapai karir yang mapan untuk diri saya sendiri di industri ini, sebelum saya dapat kembali," katanya.
Alice juga mengatakan kemungkinan besar dia akan tetap tinggal di Melbourne. "Saya ingin kembali ke Adelaide, saya dibesarkan di sana, keluarga saya di sana, namun kalau kita tidak bisa mendapa penghasilan memadai, rasanya agak susah untuk berpikir kembali ke sana."