Rabu 14 Mar 2018 21:18 WIB

Inggris akan Usir 23 Diplomat Rusia

pengusiran 23 diplomat tersebut tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Inggris Theresa May memberi pernyataan di 10 Downing Street terkait serangan teror di Gedung Parlemen Inggris, Rabu malam (22/3).
Foto: Richard Pohle/Pool via AP Photo
Perdana Menteri Inggris Theresa May memberi pernyataan di 10 Downing Street terkait serangan teror di Gedung Parlemen Inggris, Rabu malam (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LOONDON- Inggris akan mengusir 23 diplomat Rusia setelah Moskow melewati tenggat waktu yang diberikan oleh Perdana Menteri Theresa May, pada Selasa (13/3). May meminta Rusia menjelaskan bagaimana racun agen saraf Novichok bisa digunakan dalam aksi percobaan pembunuhan mantan agen intelijen Rusia, Sergey Skripal.

 

 

Namun Rusia menegaskan tidak akan menanggapi permintaan May jika mereka tidak diberi akses untuk meneliti racun agen saraf tersebut. May mengatakan, ia telah memberikan waktu selama sepekan bagi para diplomat Rusia itu untuk angkat kaki dari Inggris.

 

 

Dilansir di BBC, dia juga menolak undangan dari Menteri Luar Negeri Rusia untuk menghadiri perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia. May mengatakan tidak akan ada menteri atau keluarga kerajaan Inggris yang memenuhi undangan itu.

 

 

Kedutaan Besar Rusia di London mengatakan pengusiran 23 diplomat tersebut tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris telah memanggil Duta Besar Rusia Alexander Yakovenko untuk dimintai penjelasan.

 

 

Skripal (66 tahun) dan putrinya, Yulia (33), masih dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis. Keduanya ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku di pusat perbelanjaan Kota Salisbury di Inggris selatan pada 4 Maret lalu.

 

 

Kepada anggota parlemen Inggris, May mengumumkan Rusia memutuskan untuk tidak memberikan penjelasan mengenai bagaimana racun agen saraf itu mulai digunakan di Inggris. Menurutnya, sikap Rusia itu menunjukkan penghinaan dan pembangkangan.

 

 

May telah diberitahu oleh kepala intelijen senior di Downing Street, tidak ada kesimpulan lain selain Rusia berada di balik upaya percobaan pembunuhan terhadap Skripal dan putrinya. May mengaku sangat tragis mengetahui Presiden Rusia Vladimir Putin telah memilih untuk bertindak dengan cara ini.

 

 

Inggris harus memberi penjelasan singkat kepada Dewan Keamanan PBB mengenai penyelidikan kasus tersebut, sebelumnya bertemu dengan North Atlantic Council NATO. Sekutu Inggris di NATO mengungkapkan keprihatinan mendalam atas penggunaan racun agen saraf dan menganggapnya sebagai pelanggaran yang jelas terhadap norma dan kesepakatan internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement