REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia berupaya membangun kembali citranya sebagai negara yang dominan di kawasan Pasifik Selatan dengan menambah pengeluaran bantuan baru. Menlu Julie Bishop yang melakukan kunjungan ke Papua Nugini (PNG) dan Tonga mengingatkan negara-negara Pasifik bahwa mereka merupakan penerima bantuan terbesar Australia.
"Kami ini mitra pilihan bersama Selandia Baru, untuk Kepulauan Pasifik. Hal itu ditunjukkan di sini di PNG dimana kami membantu di berbagai bidang," katanya dalam perjalanan ke Propinsi New Ireland di PNG.
Langkah Australia ini dilakukan di tengah kebangkitan Cina yang menantang peran Australia di kawasan itu, serta meningkatnya investasi dari seluruh Asia. Di PNG yang perekonomiannya terbesar di Pasifik, investasi Australia mengalami stagnasi sementara investasi Cina meningkat pesat.
Cina juga meningkatkan bantuan pembangunan sementara Australia memangkas anggaran keseluruhannya ke tingkat terendah, meskipun menyatakan sebagian besar dana yang tersisa difokuskan untuk Pasifik.
Gubernur New Ireland yang juga mantan PM Julius Chan, mengatakan kepada Menlu Bishop bahwa hubungan Australia dan PNG tidak lagi cerah. "Saya tekankan kepada Australia betapa pentingnya kita menjaga kecerahan persahabatan kita, yang terbentuk selama era perang dan sesudahnya, namun sekarang kita kecerahan tersebut," katanya.
Menlu PNG Rimbink Pato tidak sependapat dengan Julius Chan. "Australia belum kehilangan fokusnya," katanya.
"Memang mungkin ada sejumlah masalah mengenai fokusnya, namun dunia mengglobal, ada kebutuhan lebih besar untuk difokuskan, kebutuhan lebih besar untuk kemitraan dan kami bekerja sama seperti biasanya," ujarnya.
Tambahan bantuan
Menlu Bishop menggunakan kunjungannya untuk mengumumkan tambahan 3,4 juta dolar bantuan gempa di dataran tinggi PNG. Selain itu dia juga meluncurkan program bantuan di New Ireland untuk membangun sumur dan toilet bagi kaum di desa-desa terpencil dan meningkatkan kesiapan bencana.
Namun bantuan seperti ini sebelumnya telah ditinggalkan Australia karena lebih fokus pada program yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Di PNG, Australia banyak berinvestasi dalam pelatihan tata kelola, membangun kompleks pelatihan pelayanan publik dan menciptakan Fasilitas Tata Kelola PNG.
"Kami ingin memastikan bahwa kita melihat tata kelola yang baik, akuntabilitas dan transparansi dalam hubungan itu," kata Menlu Bishop.
Australia memilih untuk fokus pada "tata kelola" dalam menyoroti Pemerintah PNG pada sejumlah kegagalan seperti dalam Pemilu tahun lalu, yang ditandai berbagai penyimpangan suara dan manipulasi terang-terangan.
Menlu Bishop mengatakan Australia tidak mengabaikan tuduhan serius dan senantiasa melakukan pembicaraan dengan Pemerintah PNG. "Kami menyampaikan keprihatinan kami dan berusaha mengatasi masalah bersama-sama," katanya.
Diterbitkan oleh Farid M Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.