Rabu 11 Apr 2018 15:32 WIB

Bocah Ini Membuat Warga Satu Kota Berhenti Pakai Sedotan

Bocah bernama Molly Steer telah menjalankan kampanye Straw No More selama satu tahun

 Molly Steer meyakinkan Dewan Kota Regional Cairns untuk mengeluarkan secara bertahap sedotan plastik dalam operasionalnya.
Foto: Supplied: Straw No More
Molly Steer meyakinkan Dewan Kota Regional Cairns untuk mengeluarkan secara bertahap sedotan plastik dalam operasionalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, CAIRNS -- Seorang gadis 10 tahun telah membantu meyakinkan pemerintah lokal Kota Cairns untuk menghentikan secara bertahap penggunaan sedotan plastik dalam operasional kerja Pemkot untuk pertama kalinya di Queensland, Australia.

Pemkot Cairns pada hari ini, Rabu (11/4), dengan suara bulat sepakat untuk menetapkan menghentikan pemakaian sedotan dan plastik sekali pakai lainnya, dan akan mendukung bisnis lokal untuk membuat perubahan serupa. Pemkot juga akan mendorong pasar, acara dan kegiatan-kegiatannya untuk akhirnya menghentikan penggunaan sedotan.

Gadis bernama Molly Steer telah menjalankan kampanye Straw No More selama satu tahun dan meyakinkan lebih dari 90 sekolah di Australia dan luar negeri untuk menyingkirkan sedotan. Keputusan hari ini oleh Pemkot Cairns merupakan kemenangan terbesarnya.

"Saya merasa sangat berhasil dan bangga pada diriku sendiri," kata Molly setelah pertemuan.

"Saya tidak terlalu peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, saya hanya ingin hewan berhenti mati dan dunia berhenti menderita," katanya.

"Ibuku banyak membantu dengan menyiapkan banyak pidato. Saya harus menyampaikan banyak pidato."

Sedotan plastik bisa mematikan bagi hewan karang, termasuk penyu, dan plastik di laut juga membunuh karang. Satu penelitian ilmiah menemukan karang yang bersentuhan dengan plastik jauh lebih mungkin terkena penyakit.

Pada bulan Januari, lebih dari 30 operator wisata di Cairns dan Port Douglas mendaftar untuk melarang sedotan plastik pada bisnis di Great Barrier Reef. Pendiri grup lain - The Last Straw - Nicole Nash, yang juga seorang ahli biologi kelautan, mengatakan sedotan plastik berakhir di perut kura-kura dan kehidupan laut lainnya.

Yang pertama melarang sedotan plastik

Walikota Cairns Bob Manning mengatakan meski perubahan tidak akan terjadi dalam semalam, keputusan itu penting. "Kami punya karang terbesar di dunia yang berada di lepas pantai kami," katanya.

"Ini juga merupakan bagian penting dari masa depan kami, masa depan kami sangat bergantung pada pariwisata."

Ia berharap hal itu mendorong perubahan di seluruh kota. "Akan ada banyak pelaku bisnis yang saat ini menggunakan sedotan yang akan mengatakan 'kami juga mengikuti contoh itu'," kata Manning.

"Ini akan menjadi akhir dari sedotan. Molly pasti sangat berkomitmen untuk anak usia 10 tahun. Saya pikir dia punya pekerjaan seumur hidup, jadi sangat menarik untuk dilihat."

Kampanye itu didukung oleh kelompok nirlaba Citizens of the Great Barrier Reef (CGBF). Pendiri CGBF Andy Ridley mengatakan Cairns adalah salah satu kota di Australia - dan mungkin di Asia Pasifik - yang mengambil langkah sejauh ini mengenai sedotan plastik dan juga plastik sekali pakai.

"Banyak jaringan hotel yang sudah melakukannya. Saya pikir lebih dari 100 operator kapal sudah bebas dari sedotan," katanya.

"Satu saja bar di Cairns telah menghemat 240 ribu sedotan dalam setahun. Jadi Anda sudah bisa melihat hasilnya."

Ia berharap pertemuan hari ini akan mengarah pada perubahan yang bernilai. "Sangat sulit untuk membuat pengumuman besar dan kemudian tidak melakukannya," kata Ridley.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-04-11/anak-10-tahun-yakinkan-pemerintah-larang-sedotan-plastik/9641932
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement